Ket Foto: Ilustrasi. |
Mediaapakabar.com - Jumlah kasus kardiovaskular atau sakit jantung di Provinsi Sumut hingga September 2023 mencapai 2.657 orang. Jumlah itu diperoleh wartawan dari Dinas Kesehatan Sumut berdasarkan laporan 33 kabupaten/kota se Sumut.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan MKes mengatakan penyakit kardiovaskular termasuk penyakit tidak menular. Penyakit ini penyebab kematian tertinggi di Indonesia bahkan di dunia.
"Penyebab kematian tertinggi di dunia adalah penyakit jantung iskemik (16,17%) dan stroke (11,59%). Sedangkan di Indonesia, penyebab kematian tertinggi adalah penyakit stroke (19,42%) dan jantung iskemik (14,38%)," katanya tepat di peringatan Hari Jantung Sedunia pada 29 September setiap tahunnya, Jumat (29/9/2023).
Ia mengatakan yang mempengaruhi penyakit kardiovaskular terbagi atas dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah pola makan yang sehat (diet yang seimbang), kurang aktivitas fisik, merokok dan minum alkohol.
Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur, jenis kelamin, ras dan genetik.Kedua faktor ini sangat mempengaruhi penyakit kardiovaskular. Apabila kedua faktor ini tidak bisa dikendalikan, maka, menyebabkan komplikasi misalnya ke mata, ginjal, otak bahkan sumbatan di pembuluh darah.
"Sehingga kita lebih berperan pada faktor resiko yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan terkena penyakit kardiovaskular," ungkapnya.
Disinggung seberapa besar gaya hidup tidak sehat mempengaruhi penyakit kardiovaskular di Sumut, ia mengatakan sangat berpengaruh karena gaya hidup tidak sehat menyebabkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi seharusnya bisa dapat dicegah, namun dapat memperparah keadaan seseorang jadi mengidap penyakit kardiovaskular.
Contohnya, kurang aktivitas fisik menyebabkan penimbunan lemak yang menyebabkan menyempitnya pembuluh darah.
Merokok dan diet yang tidak seimbang serta minum alkohol juga faktor risiko yang mempengaruhi penyakit kardiovaskular.
Gaya hidup tidak sehat akan berdampak pada kesehatan tubuh, seperti sindrom metabolik. Ini adalah sekelompok kondisi yang meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke dan diabetes.
Sindrom metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh dan kadar kolesterol yang tidak normal. Jadi, faktor yang dapat dimodifikasi berpengaruh lebih 60% mempengaruhi penyakit kardiovaskular.
Ia menyampaikan jumlah kasus penyakit kardiovaskular di Sumut mencapai 2.657 orang. Penyakit kardiovaskular tertinggi adalah Kota Medan 861 orang dan Kota Pematangsiantar 280 orang.
"Terkait usia yang rentan terkena penyakit kardiovaskular kebanyakan pada usia produktif," sebutnya.
Imbauan kepada masyarakat sesuai dengan faktor resiko yang dapat dimodifikasi adalah dengan pola hidup sehat yaitu makanan diet yang seimbang, rajin aktivitas fisik, tidak merokok dan tidak minum alkohol serta sering memeriksa kesehatannya agar nantinya lebih awal mengetahui derajat kesehatan seseorang. (MC/RED)