Profil dan Karir Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi, Kabasarnas yang Jadi Tersangka KPK

REDAKSI
Kamis, 27 Juli 2023 - 15:32
kali dibaca
Ket Foto: Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah menetapkan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang di Basarnas pada rentang waktu 2021-2023.

Mediaapakabar.com
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK telah menetapkan Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang di Basarnas pada rentang waktu 2021-2023.

Penetapan tersangka terhadap perwira bintang tiga itu merupakan buntut operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK. Henri menjadi tersangka bersama Letkol Arif Budi Cahyanto yang merupakan Koordinator Staf Administrasi (Koorsmin) Kabasarnas.


Selain itu, ada 3 pihak swasta yang ikut menjadi tersangka. Mereka adalah MG Komisaris Utama PT MGCS; MR Direktur Utama PT IGK; dan RA Direktur Utama PT KAU.


Kasus suap diduga terkait dengan pemenangan sejumlah proyek di Basarnas. Salah satunya pengadaan alat deteksi korban reruntuhan. Tender proyek itu dilakukan pada 2023.


Kasus ini terbongkar dari OTT KPK yang digelar pada Selasa, 25 Juli 2023 lalu, di Jakarta dan Bekasi. Adapun Henri tidak termasuk dalam pihak yang diamankan dalam OTT KPK tersebut. Berikut profil Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi.


Profil Henri Alfiandi 


Dilansir dari Tempo, Henri tumbuh di lingkungan TNI Angkatan Udara. Pria yang lahir di Magetan, Jawa Timur, pada 24 Juli 1965 ini mengenyam pendidikan dasar di SD Angkasa Lanud Iswahjudi, Maospati, Magetan dan lulus pada 1979.


Ia melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Maospati, Magetan, hingga lulus pada 1982 dan melanjutkan ke SMAN 1 Madiun hingga lulus pada 1985. Setelah lulus SMA, Henri lantas melanjutkan pendidikan di Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta dan lulus pada 1988.


Selepas mengenyam pendidikan di AAU, Henri melanjutkan pendidikan di Sekkau pada 1997 dan kembali ikut program pendidikan militer Seskoau (2003). 


Empat tahun kemudian atau pada 2007, Henri menempuh pendidikan militer di luar negeri di Lehrgang Generalstabs / Admiralstabsdienst Mit Internationaler Beteiligung (LGAI) di Jerman.

Henri juga mengenyam pendidikan militer The Legion of Merit pada 2012. 


Henri kemudian lolos seleksi pendidikan Sesko TNI pada 2013 dan US Air War College di Alabama pada 2015.


Karier militer Henri


Sepanjang karier kemiliterannya, Henri banyak menghabiskan waktunya di Pekanbaru dengan menjabat sejumlah jabatan. Antara lain, Kadisops Skadud 12 Lanud Pekanbaru Wing 6 Lanud Pekanbaru (1999), Danskadud 12 Wing 6 Lanud Pekanbaru (2002), Kadisops Lanud Pekanbaru (2004), dan Danlanud Roesmin Noerjadin (2015).


Selanjutnya, ia ditugaskan di Mabes TNI AU di Jakarta dan mengemban sejumlah jabatan antara lain Kas Koopsau I (2017), Danseskoau (2019), dan Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Asops KSAU) (2020).


Henri kemudian ditugaskan di luar kesatuan TNI dengan menjabat Kabasarnas sejak 4 Februari 2021. Alumni AAU 1988 ini menggantikan Marsekal Madya (Purn) Bagus Puruhito yang sudah purna tugas.


“Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat hidayahnya pada hari ini saya Menteri Perhubungan dengan ini secara resmi melantik Saudara dalam jabatan yang baru di lingkungan Kementerian Perhubungan,” ucap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melantik Henri menjadi Kabasarnas, Kamis, 4 Februari 2021.


Adapun pengangkatan Henri tertuang dalam Surat Keputusan Presiden RI Nomor 17/TPA Tahun 2021 tanggal 26 Januari 2021.


Pada 17 Juli 2023, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menarik Henri dari posisi Kabasarnas menjadi perwira tinggi Mabes TNI AU dalam rangka pensiun. 


Posisi Henri sebagai Kabasarnas sebenarnya telah digantikan oleh Marsekal Madya Kusworo yang sebelumnya mengemban posisi Komandan Sesko TNI. (TC/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini