Permintaan Hewan Kurban Meningkat, Harga Sapi di Simalungun Tembus Rp 20 Juta

REDAKSI
Kamis, 15 Juni 2023 - 22:57
kali dibaca
Ket Foto: Sejumlah sapi yang disiapkan untuk hewan kurban di Simalungun.

Mediaapakabar.com
Semakin dekatnya  hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1444 H atau Kamis 29 Juni 2023, membuat permintaan hewan kurban jenis sapi mengalami peningkatan di wilayah Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun.

Prayetno (46) seorang pengusaha sapi di Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun, mengatakan, menjelang perayaan Idul Adha 2023 harga hewan kurban jenis sapi mulai mengalami kenaikan.


“Kenaikan ini dipicu karena banyaknya permintaan dari masyarakat yang akan dijadikan sebagai kurban. Untuk itu, para peternak harus menyediakan stok banyak guna melayani permintaan pembeli,” ujar Prayetno dilansir dari Mistar.id, Kamis (15/6/2023).


“Biasanya pembeli datang dari daerah Simalungun dan juga di luar daerah Kabupaten Simalungun,” tambahnya


Para calon pembeli biasanya datang sendiri untuk melihat ternak yang akan dijadikan sebagai hewan kurban. Namun ada juga yang membeli lewat telepon, namun untuk yang melakukan pemesanan lewat telepon biasanya itu yang sudah langganan.


“Posisi sekarang sudah anda di pesan sekitar 18 ekor. Untuk paling banyak sekarang ini dipesan secara perorangan. Dan ada juga berkelompok,” terangnya.


Hewan yang sudah dipesan tersebut telah dibayar sejak awal pemesanan, sementara dititipkan untuk perawatan. Baru dilakukan pengiriman maksimal dua hari sebelum hari raya Idul Adha.


Untuk harga per ekor, dijual minimal Rp10 juta. Sedangkan harga tertinggi sekitar Rp20 juta. Kenaikan harga tersebut juga disebabkan karena mahalnya biaya perawatan dengan pemberian pakan.


Kata Prayetno, bisnis ternak sapi (lembu) merupakan salah satu prospek maupun peluang bisnis yang sangat menjanjikan dalam jangka panjang, yang terus dilakoni masyarakat hingga kini. Tidak terkecuali dengan masyarakat yang bertempat tinggal di Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun.


Permintaan daging sapi dan susu yang semakin meningkat, dan juga dengan mayoritas penduduk beragama Islam di Indonesia. Tentu ini bisa dimanfaatkan sebagai peluang bisnis.


“Setidaknya ada tiga momen dimana biasanya permintaan daging sapi atau lembu naik drastis, yakni di bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha,” sambungnya lagi


Di samping peluang itu, kata dia, bisnis ternak sapi bisa dikatakan susah-susah gampang. Karena membutuhkan ekstra kesabaran, disamping itu diperlukan modal yang besar.


Untuk proses pemeliharaannya sendiri, cukup terbilang lama. Mulai dari perawatan, pemberian pakan dan perawatan kandang. Hingga sapi tumbuh dewasa dan siap untuk dijual.


Namun, jika dijalankan dengan serius, bisnis ini bisa memberi keuntungan yang tidak kecil jumlahnya.


“Awalnya saya berfikir beternak sapi hanya sampingan saja, karena melihat ada peluang yang cukup besar. Jika dijalankan dengan serius, bisnis ini bisa memberi keuntungan yang tidak kecil jumlahnya,” ujar Prayetno.


Usaha yang dirintisnya dengan susah payah sejak 2016 silam itu, kini telah membuahkan hasil. Hebatnya, meskipun Prayetno tidak memiliki pengetahuan tentang budidaya sapi tetapi dirinya memiliki sapi hingga puluhan ekor.


“Awal mulanya hanya dua ekor sapi dengan modal kurang lebih 40 juta dalam kurun waktu 5 tahun, lama-kelamaan sapi saya bertambah berlipat-lipat,” ungkapnya.


Prayetno mengatakan, usaha peternakan yang dijalani selalu mengutamakan kondisi hewan ternak sapi seperti berat badan, pemenuhan gizi dan kesehatan.


Perawatan dilakukan dengan rutin membersihkan kandang, pemberian pakan dan vitamin. Termasuk obat apabila ada hewan ternak sapi dalam kondisi sakit sehingga bisa segera pulih. (MI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini