Israel Gempur Lagi Jalur Gaza, Tewaskan 1 Pentolan Jihad Islam

REDAKSI
Kamis, 11 Mei 2023 - 11:38
kali dibaca
Ket Foto: Milisi Jihad Islam yang berbasis di Jalur Gaza, Palestina, mengumumkan kematian salah satu pemimpin militernya akibat serangan udara Israel terbaru. (AP/Ohad Zwigenberg)

Mediaapakabar.com
Kelompok milisi Jihad Islam yang berbasis di Jalur Gaza, Palestina, mengumumkan kematian salah satu pemimpin militernya akibat serangan udara Israel ke wilayah itu pada Rabu (10/5/2023) dini hari.

"Ali Ghali, komandan unit peluncuran roket, telah dibunuh di selatan Jalur Gaza bersama dengan martir lainnya," bunyi pernyataan Brigadir Al Quds, pasukan bersenjata berafiliasi dengan Jihad Islam, pada Kamis (11/5/2023).


Dikutip AFP, militer Israel juga mengonfirmasi serangan itu telah menargetkan Ghali.


Ghali tewas setelah sebuah jet tempur menggempur gedung apartemen lima lantai di Kota Hamad dekat Khan Younis, Jalur Gaza.


Serangan ini terjadi kala Israel dan Jihad Islam saling serang dan meluncurkan roket selama beberapa waktu terakhir. Jihad Islam merupakan kelompok bersenjata paling besar kedua di Jalur Gaza setelah Hamas.


Keduanya memang kerap meluncurkan roket dan serangan ke Israel hingga tak jarang memicu eskalasi di Jalur Gaza.


Ketegangan di kawasan itu pun meningkat belakangan setelah serangan udara Israel menewaskan tiga komandan Jihad Islam bersama istri dan sejumlah anak mereka pada akhir pekan lalu.


Sejak itu, Jihad Islam dan Israel saling meluncurkan serangan udara.


Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza melaporkan sejauh ini total 24 orang termasuk perempuan dan anak-anak tewas akibat pertempuran Jihad Islam dan Israel dalam beberapa waktu terakhir.


Situasi di kawasan tersebut memang meningkat dalam beberapa bulan belakangan. Israel dan sejumlah milisi di Jalur Gaza kerap saling serang karena berbagai isu, salah satunya saat jamaah di Masjid Al Aqsa diserang bulan lalu.


Warga di Jalur Gaza pun sudah mempersiapkan diri untuk kondisi terburuk, salah satunya Mother Abdullah.


"Semua merasa takut dan warga sudah tak banyak berkeliaran di jalan. Saya benar-benar merasa akan ada perang. Ada ketegangan dan ketakutan, baik di sini mau pun di sana," pungkasnya. (AFP/CNNI)

Share:
Komentar

Berita Terkini