Ini 5 Manfaat Tempe Bagi Kesehatan Menurut Penelitian

REDAKSI
Kamis, 13 April 2023 - 01:06
kali dibaca
Ket Foto: Ilustrasi tempe. Ilmuwan Indonesia berhasil menyusun peta kimia tempe. Diharapkan penelitian profil kimiawi tempe bisa membantu peningkatan dan pengembangan gizi superfood tempe.

Mediaapakabar.com
Tempe adalah makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang telah difermentasi atau dipecah oleh mikroorganisme.

Selain kacang kedelai, varietas kacang-kacangan lainnya juga dapat digunakan untuk membuat tempe.


Tempe merupakan makanan yang sangat sehat. Ini dibuktikan oleh banyaknya penelitian yang menunjukkan manfaat tempe untuk kesehatan.


Profil nutrisi yang dimiliki tempe juga sangat mengesankan. Ia tinggi protein, vitamin, dan mineral, tetapi rendah natrium dan karbohidrat.


Manfaat tempe menurut penelitian

Dilansir dari Healthline, berikut adalah 5 manfaat tempe untuk kesehatan menurut penelitian:


1. Tempe mendorong pertumbuhan bakteri di usus

Tempe adalah makanan yang mengandung probiotik yang dapat mendorong pertumbuhan mikrobioma usus. 


Mikrobioma usus adalah bakteri baik yang hidup di sistem pencernaan.


Selain itu, tempe juga kaya akan prebiotik, jenis serat yang mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan.


Studi telah menemukan, probiotik dapat meningkatkan pembentukan asam lemak rantai pendek di usus besar. 


Ini termasuk butirat, yang merupakan sumber energi utama untuk sel-sel yang melapisi usus besar.


Penelitian juga menunjukkan, suplemen probiotik mampu menyebabkan perubahan menguntungkan pada bakteri di usus. 


2. Tempa tinggi protein Tempe memiliki kandungan protein yang tinggi. Sebanyak 166 gram tempe menyediakan 31 gram protein. 


Beberapa penelitian menunjukkan, makanan yang kaya protein dapat meningkatkan thermogenesis (produksi panas), yang mengarah pada peningkatan metabolisme dan membantu tubuh membakar lebih banyak kalori setelah setiap makan. 


Makanan tinggi protein juga dapat membantu mengendalikan nafsu makan dengan meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi rasa lapar. 


Satu studi menemukan, makanan dari kedelai berprotein tinggi dapat memperbaiki nafsu makan, meningkatkan rasa kenyang, dan meningkatkan kualitas diet dibandingkan dengan camilan tinggi lemak.


Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa protein kedelai bisa sama efektifnya dengan protein berbasis daging dalam hal pengendalian nafsu makan. 


3. Tempe dapat mengurangi kadar kolesterol Tempe, yang terbuat dari kedelai, mengandung senyawa tumbuhan alami yang disebut isoflavon. Isoflavon kedelai dikaitkan dengan penurunan kadar kolesterol. 


Sebuah ulasan meninjau 11 studi dan menemukan bahwa isoflavon dalam kedelai mampu menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat secara signifikan. 


Penelitian lain melihat pengaruh protein kedelai terhadap kadar kolesterol dan trigliserida.  Dalam penelitian tersebut, 42 peserta diminta mengonsumsi makanan yang mengandung protein kedelai atau protein hewani selama 6 minggu.


Hasilnya, dibandingkan protein hewani, protein kedelai dapat menurunkan kolesterol jahat sebesar 5,7 persen, kolesterol total sebesar 4,4 persen, dan trigliserida sebesar 13,3 persen. 


4. Tempe mampu mengurangi stres oksidatif Studi menunjukkan, isoflavon dalam kedelai mengandung sifat antioksidan dan dapat mengurangi stres oksidatif akibat radikal bebas. Penumpukan radikal bebas dapat menyebabkan efek buruk yang dikaitkan dengan banyak penyakit, termasuk diabetes, penyakit jantung, dan kanker.


Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa isoflavon dapat mengurangi stres oksidatif dengan meningkatkan aktivitas antioksidan dalam tubuh. Tempe yang terbuat dari kedelai mungkin sangat bermanfaat dibandingkan dengan produk kedelai lainnya.


Satu studi membandingkan isoflavon dalam kedelai dengan isoflavon dalam tempe dan menemukan bahwa tempe memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar. 


5. Tempe meningkatkan kesehatan tulang Tempe merupakan makanan yang tinggi kalsium, yakni mineral yang bertanggung jawab untuk menjaga kepadatan tulang agar tetap kuat.


Dalam sebuah penelitian, 40 wanita lansia meningkatkan asupan kalsium melalui pola makan atau suplemen selama 2 tahun.  


Hasilnya, peningkatan asupan kalsium ini mampu menurunkan pengeroposan tulang dan mempertahankan kepadatan tulang. (KC/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini