![]() |
Ket Foto: Ilustrasi bendera AS. AS memutuskan untuk membuka Kedutaan di Vanuatu, meski sebelumnya sudah punya hubungan diplomatik lewat diplomat di Papua Nugini. |
Mediaapakabar.com - AS berencana buka kedutaan besar di Vanuatu, negara pulau di Pasifik Selatan. Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (31/3/2023) menyebut ini jadi langkah untuk memperdalam hubungan dengan Vanuatu.
"Konsisten dengan strategi diplomatik Indo-Pasifik AS, kehadiran diplomatik permanen di Vanuatu akan memungkinkan Pemerintah AS memperdalam hubungan dengan pejabat dan masyarakat Ni-Vanuatu," kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan resmi, seperti dilaporkan Reuters.
Mereka menyebut keberadaan kedutaan besar AS di Port Vila akan memfasilitasi kerjasama bilateral, bantuan pembangunan, serta upaya mengatasi krisis iklim.
Akan tetapi, kehadiran diplomatik AS di Pasifik bisa jadi tidak lepas dari keperluan untuk melawan pengaruh China.
Sebelum resmi mendirikan kedutaan, AS sudah memiliki hubungan diplomatik dengan Vanuatu yang diwakili oleh diplomat yang berbasis di Papua Nugini.
Sementara itu, tahun ini AS membuka kembali kedutaannya di Kepulauan Solomon setelah 30 tahun tutup. Bulan ini koordinator Indo-Pasifik dari Pemerintah AS, Kurt Campbell, disebut bakal melakukan kunjungan ke sana.
Terlepas dari hubungan diplomatik, Kepulauan Solomon bulan ini mengumumkan kontrak bernilai jutaan dolar dengan perusahaan China untuk pengembangan pelabuhan internasional di Honiara.
AS dan sekutu khawatir China punya ambisi untuk membangun pangkalan angkatan laut sejak Solomon menandatangani pakta keamanan dengan Beijing tahun lalu.
Reuters menyebut AS tampak sedang berjuang mengimbangi kekuatan China di Pasifik. Rencananya, kedutaan besar lain akan dibangun di kepulauan Pasifik Kiribati dan Tonga.
Kemudian, AS juga tengah memperbaharui perjanjian dengan Kepulauan Marshall, Palau dan Negara Federasi Mikronesia. Langkah ini seolah demi mendapatkan akses eksklusif ke sebagian wilayah Pasifik. (CNNI/MC)