Camat Abaikan Usulan Prioritas Warga, Musrenbang Jangka Buya Terkesan Amburadul

Aris Rinaldi Nasution
Selasa, 14 Februari 2023 - 20:55
kali dibaca

Ket Foto: Sekdakab Pidie Jaya, Ir. Jailani Bramat menyampaikan sambutan saat menutup Musrenbang tingkat Kecamatan Jangka Buya, Selasa (14/2/2023) di Aula Kantor Camat setempat.


Mediaapakabar.com
Seyogianya tujuan pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di tingkat kecamatan untuk membahas dan menyepakati usulan rencana kegiatan pembangunan desa/gampong yang menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan. Namun Musrembang di Kecamatan Jangka Buya itu terkesan amburadul.

Dimana, Camat Jangka Buya, Nasruddin,dalam sambutannya pada Musrenbang yang digelar di aula Kantor Camat setempat, Selasa, (14/02/2023), hanya menyampaikan keluhan infrastruktur Kantor Camat dan Pagar Koramil. 


Hingga selesai penyampaianya, Camat sama sekali tidak menyampaikan skala prioritas pembangunan yang diusulkan warganya yang selama ini menjadi keluhan hajat orang banyak.


Penyelenggaraan Musrenbang tingkat kecamatan yang berada di pesisir pantai sebelah barat Pidie Jaya itu dibuka oleh Kepala Bappeda Pidie Jaya, Saiful, M.Pd. Pada kegiatan tersebut ikut hadir sejumlah Kepala SKPK yang merupakan perwakilan kabupaten. Selain itu, Camat, Imum Mukim (tokoh adat), Keuchik Gampong (Kepala Desa), Ketua Tuha Peut (LMD) serta sejumlah tokoh masyarakat setempat juga hadir.


Hal ini menjadi tanda tanya salah satu tokoh Jangka Buya yang menjadi peserta. 


"Kok Pak Camat diam saja gitu. Tidak ngomong apa-apa tentang keluhan warganya. Apa memang nggak tahu harus ngomong apa. Aneh memang Camat saya," ucap warga itu yang identitasnya tidak mau dituliskan.


Seharusnya sebagai Camat, dia yang memulai menyampaikan apa yang mesti dibangun atau apa yang jadi keluhan warga di kecamatannya. Hal ini terkesan Jangka Buya sedang baik-baik saja. Padahal puluhan persoalan yang tengah dialami warga kecamatan dengan jumlah 18 Desa/gampong, dari tahun ke tahun tidak terealisasi pemerintah. Camat hanya diam saja, atau memang tidak tahu apa yang mesti diutarakan." Pungkasnya


Musrenbang yang membahas tentang infrastuktur tahun 2023 khususnya di Kecamatan Jangka Buya, dan umumnya Pidie Jaya, menuai banyak protes dari tokoh-tokoh warga Jangka Buya.


Selain itu, Imum Mukim Jangka Buya Baroh, Nurdin Ahmad, juga ikut menyampiakan kelulahannya. Ia merasa jenuh dan bosan dengan musrembang-musrembang yang cuma buang waktu warga dan habiskan anggaran saja.


Menurutnya, sejak tahun 2016, ia mengikuti Musrenbang, cuma formalitas saja. Sebab tidak pernah direalisasi apa yang disampaikan dan dikeluhkan warga. Bangunan yang dibuat suka-suka pemerintah kabupaten saja. 


Lebih lanjut dikatakan Nurdin, untuk anggaran bangunan apa saja pemerintah lebih memprioritaskan ke Kecamatan Bandar Baru (kecamatan tempat tinggal bupati) dan Kecamatan Bandar Dua (tempat kediaman wakil bupati).


"Musrembang hanya formalitas para elit kabupaten saja. Tidak pernah ada seperti yang diharapkan masyarakat dalam Musrenbang," kata Mukim seraya berujar


"Yang anehnya lagi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pidie Jaya seperti tutup mata kepada Kecamatan Jangka Buya," ujar Mukim Nurdin.


Hal senada juga disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie Jaya, Syahrul Nurfa, putra Jangka Buya, Ia kecewa dengan ulah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya yang tidak pernah berlaku adil. Hal ini sudah terjadi saban tahun, Jangka Buya selalu dizalimi." ungkapnya


Untuk tahun 2023 ini, satu meter pun tidak ada bangunan jalan di Jangka Buya. Tetapi sampai 30 miliar anggaran digelontorkan ke kecamatan tempat Wakil Bupati tinggal yaitu Kecamatan Bandar Dua.


"Berbicara adil, di mulut terus berkata Adil, di Musrembang selalu berkoar-koar bicara adil, tapi dalam pelaksanaannya di lapangan jauh api dari panggang," ketus Syahrul politisi Partai Nasdem itu yang juga Wakil Ketua DPRK Pidie Jaya


Musrembang ditutup oleh Sekdakab Pidie Jaya dengan tanpa kesimpulan, sebagaimana biasanya, Bappeda akan membacakan serangkaian kesimpulan di akhir Musrenbang.


Ini malah Musrenbang ditutup secara mendadak. Terkesan amburadul.


Menanggapi hal tersebut, sejumlah awak media ini mencoba menjumpai Kepala Bappada Pidie Jaya, Saiful M.Pd untuk klarifikasi. Namun, yang bersangkutan beralasan sedang ada rapat dengan Sekdakab Pidie Jaya, Jailani di ruang kerja Sekda. (Irfan)

Share:
Komentar

Berita Terkini