![]() |
Ket Foto : Ilustrasi. |
Mediaapakabar.com - Harga mie instan diprediksi bakal melonjak hingga 3 kali lipat. Sebagai akibat efek domino perang Rusia-Ukraina. Padahal, mi instan merupakan salah satu makanan alternatif sumber karbohidrat di Indonesia.
Pasalnya, perang Rusia-Ukraina telah memicu keterbatasan pasokan dan lonjakan harga gandum di dunia. Di mana Rusia dan Ukraina adalah pemasok gandum dunia.
Indonesia sendiri, juga mengimpor gandum dari kedua negara tersebut, meski tidak sebesar dari Australia. Sementara, Departemen Pertanian AS (USDA) mencatat, Indonesia merupakan gandum terbesar di dunia.
Dilansir dari CNBC Indonesia, harga Indomie Bawang pada 30 Januari 2022 dan 12 Maret 2022 adalah Rp 2.400 per bungkus.
Namun pada 6 Juli dan 1 Agustus 2022 sudah menjadi Rp 2.700 per bungkus.
Indomie Kuah Rasa Ayam Bawang 1 dus isi 40 bungkus di bulan April 2022 masih dibanderol Rp96.900. Artinya, jika per bungkus harganya adalah Rp2.422,5 atau jika dibulatkan Rp2.500.
Jika mengacu harga di ritel modern saat ini, harganya sudah mencapai Rp.3000 per bungkus. Artinya, ada kenaikan Rp500.
Harga 1 dus Indomie Goreng isi 40 pada 12 Juli 2022 adalah Rp 105.000, namun per 6 Agustus harganya sudah naik jadi Rp 112.000.
Padahal, di bulan April 2022, harganya masih Rp103.900.
Potensi lonjakan harga mi instan hingga 3 kali lipat sebelumnya dilontarkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia. Di mana ada 180 juta ton gandum nggak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam sebuah webinar, dikutip Kamis (11/8/2022).
Peringatan serupa sebenarnya telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di mana, saat melakukan lawatan ke Ukraina dan Rusia bulan lalu, Jokowi mendapat informasi bahawa ada sekitar 77 juta ton gandum di Ukraina tak bisa keluar dan di Rusia ada 130-an juta ton.
"Kita impor gandum gede banget, ini hati-hati yang suka akan roti, makan mie. Bisa harganya naik," kata Jokowi dalam acara Puncak Hari Keluarga Nasional ke 29 di Medan, Kamis (7/7/2022).
Sementara itu, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus (Franky) Welirang mengatakan, harga gandum internasional sudah berada di level tertingginya. Dan, tak akan mengalami kenaikan lagi.
Di sisi lain, jelasnya, harga mi instan tak hanya ditentukan oleh harga gandum. Namun, ada komponen lain yang berpengaruh.
"Dalam mi instan itu 40% packaging material, kan ada kantor, ada plastik, plastik di dalamnya. Waktu harga minyak goreng naik 100% ribut nggak? Kalau cabe naik 300% ribut nggak mi instan? nggak. Kok terigu naik nggak sampai 100% saja sudah ribut," ujarnya. (CNBC/MC)