![]() |
Ket Foto : Ilustrasi cacat monyet. (Getty Images/iStockphoto) |
Mediaapakabar.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan penyakit wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Saat ini, wabah tersebut telah mewabah di 75 negara dan telah ditemukan lebih dari 16.000 kasus.
WHO lantas melabeli wabah ini dengan level alarm tertinggi. Namun, masih terlalu sedikit informasi terkait mode penularan penyakit tersebut.
Dilansir dari detikHealth, dalam rekomendasi yang dipaparkannya kepada negara-negara, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesu menyinggung penyakit cacar monyet paling banyak beredar di kelompok pria yang melakukan seks dengan sesama pria. Khususnya, pria yang kerap bergonta-ganti pasangan.
"Mengingat wabah cacar monyet yang berkembang dengan lebih dari 16.000 kasus yang dilaporkan dari 75 negara dan wilayah, saya membentuk kembali komite darurat. Berdasarkan Kriteria Peraturan Kesehatan Internasional, saya memutuskan untuk menyatakan wabah ini sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat," ujarnya, dikutip dari laman resmi Twitter miliknya @DrTedros, Minggu (24/7/2022).
Dia mengatakan, untuk saat ini, wabah cacar monyet terkonsentrasi di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang berganti-ganti pasangan. Artinya, ini adalah wabah yang bisa dihentikan dengan strategi yang tepat di kelompok yang tepat.
Namun begitu, ia juga menegaskan masyarakat untuk tidak mendiskriminasi siapapun terkait penularan cacar monyet. Jalur penularan utama cacar monyet saat ini bagaimanapun masih melalui kontak langsung kulit dengan kulit, bukan kontak seksual.
"Stigma dan diskriminasi bisa sama berbahayanya dengan virus apapun. Saya menyerukan kepada organisasi masyarakat sipil, termasuk mereka yang berpengalaman bekerja dengan orang yang hidup dengan HIV, untuk bekerja bersama kami untuk memerangi stigma dan diskriminasi yang terkait dengan wabah cacar monyet ini," pungkas Tedros. (DTC/MC)