Ket Foto : Ilustrasi. |
Mediaapakabar.com - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menguat selama dua hari beruntun, pada hari ini ditutup turun. IHSG melemah 0.62 persen di level 7.104,21.
Sementara itu kinerja mata uang rupiah terpantau masih belum beranjak jauh dan berada di kisaran 14.365 per US Dollar. Sejauh ini fokus perhatian pasar mulai tertuju kepada kebijakan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS kedepan.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, pelaku pasar melihat ada potensi kenaikan bunga acuan yang agresif dalam waktu dekat. Meskipun semuanya masih dalam bentuk perkiraan.
Namun mengingat tingginya laju tekanan inflasi di AS kemungkinan kenaikan bunga acuan secara agresif besar kemungkinan akan terjadi. Meskipun di sisi lainnya, saya menilai The FED atau Bank Sentral AS bisa saja menunda kenaikan bunga acuan karena masih terjadinya perang yang belum berkesudahan.
"Menjelang akhir pekan ini, pelaku pasar keuangan akan fokus pada Bank Sentral AS yang akan memberikan gambaran ekonomi. Sejauh ini ekspektasinya adalah kemungkinan kenaikan bunga secara agresif yang bisa menekan kinerja bursa global. Meski demikian, hal tersebut belum sepenuhnya berdampak buruk bagi kinerja IHSG," katanya di Medan, Rabu (6/4/2022).
Gunawan menjelaskan, terkait dengan ekspektasi kenaikan bunga acuan di AS, harga emas dunia juga masih bergerak sideways. Sejauh ii harga emas ditransaksikan di kisaran $1.929 per ons troy nya. Dengan kinerja mata uang rupiah saat ini. Maka harga emas dunia itu memiliki harga keekonomian di kisaran 893 ribu per gram. Kalau beli di butik harganya dibawah 1 juta per gram.
"Investor emas sejauh ini juga masih wait and see. Menanti perkembangan dari The FED hingga update kabar perang Rusia-Ukraina terkini. Baik potensi penguatan maupun penurunan harga emas sejauh ini sama kuatnya. Pengaruh perang yang berpotensi mendorong penguatan harga emas, masih sama kuatnya dengan pengaruh kebijakan The FED yang menekan harga emas," jelasnya. (IK)