Awal Pekan, IHSG dan Rupiah Bergerak Sideways

REDAKSI
Minggu, 02 Januari 2022 - 18:26
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi.

Mediaapakabar.com
Kinerja pasar keuangan di pekan ini akan banyak dipengaruhi oleh sentimen pasar. Dari awal bulan selalu dinanti rilis data inflasi yang akan menjadi tolak ukur investor. Meski demikian, pelaku pasar sudah pasti telah memperkirakan realisasi inflasi yang akan dirilis oleh BPS. 

Dimana inflasi akan berada di kisaran 1.85 persen selama tahun 2021. Hal itu artinya inflasi tersebut mencerminkan adanya potensi pemulihan ekonomi di tahun 2021 dan tahun 2022 mendatang.


Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, meski begitu, data dari eksternal khususnya dari AS di awal pekan ini diperkirakan belum akan menjadi kabar yang mampu mendorong kenaikan kinerja bursa saham. 


Data markit manufacturing di AS diperkirakan akan mengalami penurunan. Data tersebut bisa memicu terjadinya koreksi pada indeks saham namun bisa membuat Rupiah berkinerja baik.


"Data ekonomi lainnya di AS juga diperkirakan akan merealisasikan kinerja yang kurang baik dan data ekonomi tersebut diperkirakan akan lebih banyak memberikan tekanan pada bursa global termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walaupun potensi tekanan yang akan terjadi juga tidak akan signifikan, namun, jika ada kabar baik dari perkembangan pengendalian Omicron, maka kabar tersebut akan mampu menjadi katalis positif bagi pasar keuangan kita," katanya di Medan, Minggu (2/1/2022).


Gunawan menjelaskan, untuk pasar keuangan baru akan atraktif pergerakannya di akhir pekan nantinya. Seiring dengan adanya minutes dari bank sentral AS. Untuk awal pekan atau perdagangan hari pertama bursa saham, sentimennya sangat terbatas. Kita hanya menunggu realisasi data inflasi. 


Sementara sejumlah negara lainya masih libur, sehingga di awal pembukaan perdagangan tahun ini IHSG akan bergerak mendatar, namun akan semakin atraktif di perdagangan setelahnya khususnya akhir pekan.


"Pasar saham berpeluang menguat di akhir pekan nanti, dan sebelum itu pasar saham akan bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat. Namun, Rupiah bisa berkinerja sebaliknya, sebab AS akan merilis data ketenagakerjaan pada akhir pekan yang diperkirakan akan membaik. Hal tersebut bisa menjadi kabar yang kurang baik bagi Rupiah karena ekspektasi kenaikan bunga acuan di AS kian dekat," jelasnya. (IK)

Share:
Komentar

Berita Terkini