Ket Foto : Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin. |
Mediaapakabar.com - PPKM level 3 yang dibatalkan pemerintah saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) akan merubah ekspektasi terkait dengan laju tekanan inflasi di Sumatera Utara (Sumut).
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, sebelumnya sangat optimis dengan penurunan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat seperti cabai merah dapat menjadi motor penyumbang deflasi bagi Sumut. Mengingat harga cabai merah saat ini berada di kisaran Rp25.000 hingga Rp28.000 per kilogram setelah sempat naik hingga mencapai Rp50.000 per kilogram di bulan November.
"Saya juga berharap bahwa harga minyak goreng perlahan bisa turun di bulan Desember ini. Hal itu dikarenakan harga CPO belakangan juga mengalami penurunan sehingga harga minyak goreng bisa turun walau sedikit. Harga tiket pesawat juga demikian, meskipun pada dasarnya harga tiket pesawat tetap berpeluang naik di desember sekalipun tanpa ada PPKM level 3," katanya di Medan, Rabu (8/12/2021).
Gunawan menuturkan, meski kebijakan pembatalan PPKM tersebut akan membuat harga tiket pesawat naik lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya, demikian juga untuk harga sumber protein seperti daging sapi, daging ayam, telur ayam maupun ikan segar. Semula dia menilai harganya berpeluang stabil, meski naik terbatas. Tetapi pembatalan PPKM telah merubah ekspektasinya terhadap harga sumber protein tersebut.
"Jadi, saya semula yang melihat Sumut justru lebih berpeluang mencetak deflasi di bulan ini, terpaksa harus diubah. Hilal kemunculan inflasi mulai terlihat, dan semua pihak khususnya TPID harus bersiap. Untuk komoditas cabai dan bawang, sejauh ini stok sangat memadai dan sangat mencukupi hingga tutup akhir tahun. Namun, harga cabai di luar Sumut khususnya di pulau jawa perlu diwaspadai," ujarnya.
Dia menjelaskan, harga cabai merah di Medan itu sekitar Rp25.000 hingga Rp28.000 per kilogram, sementara harga cabai merah di jawa atau bahkan rata-rata nasional ada di Rp45 ribu per kilogram. Ada potensi cabai di wilayah Sumut akan bergeser pasarnya ke wilayah lain. Bicara pengalaman, cabai dari wilayah Aceh itu sempat dijual langsung ke wilayah Pekanbaru, saat ada selisih harga yang besar antara Pekanbaru dengan Medan.
Jadi bukan karena harga di Sumut yang tidak bersahabat, tetapi harga cabai merah Sumut yang sejauh ini jauh lebih murah bisa memicu terjadinya peningkatan permintaan. Ini yang perlu diwaspadai. Jadi upaya yang bisa dilakukan adalah menjaga jalur distribusi tidak terganggu, waspadai kemungkinan longsor serta intensitas hujan yang tinggi. Kalau mengharapkan agar pedagang lebih banyak menjual cabai di Sumut. Jika tetap dengan selisih harga yang masih lebar tersebut, ini akan jadi upaya yang sia-sia.
Selanjutnya harga telur ayam, tanpa PPKM level 3 mobilitas masyarakat saat Nataru akan tetap tinggi. Terlebih setelah sekian lama masyarakat kita tidak menikmati liburan. Nataru ini bisa jadi ajang “pelampiasan” masyarakat untuk menikmati liburan. Telur ayam, daging ayam, daging sapi, tepung, minyak goreng merupakan bahan utama masyarakat untuk membuat sajian makanan.
"Terlebih saat natal, jalinan silaturahmi masyarakat meningkat yang kerap dibarengi dengan sajian makanan untuk menyambut sanak famili maupun tamu pada umumnya. Saya justru mengkuatirkan pelaku usaha yang semula berpikir bahwa akan ada kebijakan PPKM level 3 saat Nataru belum sepenuhnya siap menyediakan stok produksi pangan yang mampu memenuhi sepenuhnya kebutuhan konsumen. Walaupun saya tetap berkeyakinan stok bahan pangan di Sumut masih mencukupi," ujarnya.
Lebih lanjut, hal ini perlu waspada adanya potensi kenaikan harga, meskipun kalau harga naik memang tidak akan lama. Begitu perayaan Nataru selesai, harga berpeluang untuk kembali ke posisi awal. Jadi sekali lagi dia berharap pemerintah, maupun dinas terkait bekerja lebih ekstra untuk mengawasi perdagangan bahan makanan tersebut. Jangan sampai ada spekulan dadakan yang muncul dan memanfaatkan situasi ini.
"Kebijakan pembatalan PPKM level 3 tentunya baik bagi ekonomi kita. Ekonomi bisa tumbuh, tetapi inflasinya tetap harus diredam. Saya melihat Sumut berpeluang untuk mencetak inflasi tidak lebih dari 0.28 persen sejauh ini di bulan desember 2021, meskipun masih terlalu dini, masih ada 3 minggu lagi sisa hari di bulan Desember dan semuanya bisa berubah nanti," ungkapnya. (IK)