Petani Belum Ke Ladang, Harga Cabai Rawit Meroket

REDAKSI
Senin, 27 Desember 2021 - 19:58
kali dibaca
Ket Foto : Harga cabai rawit menjelang akhir tahun ini menyentuh angka Rp85.000 per kilogram dan ini merupakan kejutan besar disebabkan banyak petani maupun pedagang masih libur Natal.

Mediaapakabar.com
Harga cabai rawit menjelang akhir tahun ini menyentuh angka Rp85.000 per kilogram dan ini merupakan kejutan besar disebabkan banyak petani maupun pedagang masih libur Natal.

Apalagi, Natal yang jatuh di hari Sabtu (25/12/2021) lalu dimanfaatkan masyarakat untuk mengisi waktu di rumah atau beribadah. 


Menurut Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, hal itu terjadi karena ketidakseimbangan di pasar tradisional, dimana pasokan barang menurun.


Sebab, barang yang masuk ke pasar tradisional pada hari ini, Senin (27/12/21) merupakan barang yang dipanen sehari sebelumnya. Ditambah lagi ada pedagang yang memilih liburan dan hal ini memicu kenaikan harga cabai rawit tersebut.

 

"Terlebih di pulau Jawa harga cabai rawit ada yang dijual diatas 100 ribuan per kilogram. Padahal cabai rawit dari pulau Jawa ini kerap menambah pasokan cabai rawit di wilayah Medan maupun Sumut pada umumnya. Cabai rawit dari wilayah Sumut ini pasokan paling banyak datang dari wilayah Sidikalang dan Aceh. Hasil pantauan kami di lapangan, pasokan dari wilayah Sidikalang ini yang belakangan berkurang jauh," ujar Gunawan.


Diakuinya, kenaikan harga cabai rawit ini masalahnya ada di hulu. Yakni petani yang masih merayakan Natal. Tidak ada masalah serius pada dasarnya, ini hanya sesaat. Dan pasokan cabai rawit dari Jawa tidak bisa kita harapkan, karena harganya masih lebih mahal dibandingkan dengan disini (65 hingga 85 ribu per kilogram). Walaupun kenaikan cabai ini terbilang sangat mahal, tetapi jika mengacu kepada jalur distribusi, semuanya terlihat wajar.


"Wajar disini adalah bahwa tidak ada spekulan atau pedagang maupun distributor yang memainkan harga. Semuanya karena mekanisme pasar yang membentuk harga cabai rawit. Hanya saja memang bertepatan saat ada perayaan natal, sehingga memang distribusi barangnya belum merata. Saya meyakini kenaikan tersebut hanya sesaat," tuturnya.


 Gunawan mengungkapkan, hal ini tak akan 

berlangsung untuk waktu yang lama. Karena sejatinya cabai tetap akan dipanen oleh petani, tidak akan dibiarkan membusuk di pohon. Pedagang juga akan kembali pasar, dan jalur distribusi akan kembali normal. Hanya saja di Jawa cabai rawit mahal sekali, ini yang membuat cabai rawit di wilayah Sumut atau Medan khususnya sulit ditekan di bawah 35 ribu per kilogramnya. (IK)

Share:
Komentar

Berita Terkini