Intel AS Sebut Arab Saudi Buat Rudal Balistik dengan Bantuan China

REDAKSI
Jumat, 24 Desember 2021 - 11:31
kali dibaca

Ket Foto : Sumber intelijen AS meyakini Arab Saudi tengah membangun teknologi rudal balistik sendiri dengan bantuan China. (AFP Photo/Saul Loeb)


Mediaapakabar.comBadan Intelijen Amerika Serikat mengklaim Arab Saudi saat ini secara aktif membangun teknologi rudal balistik dengan bantuan China.

Padahal, Saudi merupakan sekutu terdekat AS selain Israel di Timur Tengah. Sementara itu, China merupakan saingan terbesar AS.


Menurut tiga sumber intelijen AS, Saudi memang pernah membeli rudal balistik dari China di masa lalu, tetapi tak pernah bisa membuat rudal mereka sendiri sampai saat ini.


Menurut dua sumber intelijen AS, pejabat Gedung Putih termasuk Dewan Keamanan Nasional telah mengetahui informasi transfer teknologi sensitif soal rudal balistik antara China dan Arab Saudi dalam skala besar beberapa kali.


Sejumlah gambar satelit yang didapat CNN juga menunjukkan bahwa Saudi saat ini tengah membangun teknologi rudal balistik itu setidaknya di satu fasilitas di negara itu.


Gambar itu mengindikasikan Arab Saudi sudah memulai pembuatan rudal balistik di sebuah daerah yang sebelumnya dibangun bersama China, menurut pakar yang menganalisis foto itu dan menegaskan informasi itu sesuai dengan berita dari intelijen AS.


Foto satelit tersebut diambil oleh Planet, sebuah perusahaan pemetaan gambar citra komersial, pada 26 Oktober dan 9 November lalu. Foto itu menunjukkan keberadaan operasi pembakaran di fasilitas dekat Dawadmi, Arab Saudi, menurut peneliti.


"Bukti kuncinya ialah fasilitas tersebut mengoperasikan 'lubang pembakaran' untuk membuang sisa propelan padat yang berasal dari produksi rudal balistik," kata Lewis, seorang ahli senjata dan profesor di Institut Studi Internasional Middlebury.


Lewis menyampaikan "ini merupakan bukti pertama bahwa fasilitas ini beroperasi untuk memproduksi rudal."


Menurut Lewis, ada kemungkinan rudal yang diproduksi di daerah tersebut menggunakan desain milik China, mengingat fasilitas pembuatannya dibangun dengan bantuan China. Intelijen AS juga mengatakan Arab Saudi baru-baru ini membeli teknologi rudal balistik dari China.


Meski demikian, masih sedikit yang diketahui terkait pembuatan rudal balistik ini, termasuk jangkauan dan muatan rudalnya.


Ada pula bukti Arab Saudi tengah mencari negara lain untuk membantu pengembangan program rudal balistik ini dalam beberapa tahun terakhir. 


Dewan Nasional Keamanan AS dan CIA menolak mengomentari kabar ini.


Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa China dan Arab Saudi merupakan "mitra strategis yang komprehensif" dan "menjaga kerja sama yang ramah dalam semua bidang, termasuk dalam perdagangan militer."


Informasi ini disampaikan Kemlu soal transfer teknologi rudal balistik yang sensitif dengan Saudi.


"Kerja sama ini tidak melanggar hukum internasional apapun dan tidak berkaitan dengan proliferasi senjata penghancur massal," kata Kemlu China dilansir dari CNNIndonesia.com.


Sementara itu, pemerintah Arab Saudi dan kedutaan besar mereka di Washington tak merespons konfirmasi laporan ini. (CNNI/MC)


Share:
Komentar

Berita Terkini