India Siaga Gelombang 3 Covid Akibat Lonjakan Omicron dan Kampanye

REDAKSI
Kamis, 30 Desember 2021 - 16:53
kali dibaca
Ket Foto : India siaga gelombang ketiga Covid-19 akibat kerumunan massa kampanye pilkada yang diperparah dengan penyebaran varian Omicron. (REUTERS/HEMANSHI KAMANI)

Mediaapakabar.com
Para ahli kesehatan dan epidemiologi India memprediksi ancaman gelombang ketiga infeksi Covid-19 di tengah penyebaran varian Omicron.

Prediksi itu muncul ketika India dihadapkan dengan lonjakan infeksi Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir, termasuk peningkatan signifikan jumlah kasus varian Omicron.


Dalam sepekan terakhir, jumlah infeksi varian Omicron di India meningkat lebih dari tiga kali lipat dengan total 781 kasus tercatat per Rabu (29/12). Jumlah infeksi varian Omicron itu jauh meningkat dibandingkan Selasa lalu yang berjumlah 236 kasus.


Namun, jumlah varian Omicron yang beredar disebut kemungkinan jauh lebih tinggi, mengingat pengujian masih belum memadai.


Jumlah infeksi Covid-19 harian India per kemarin juga tercatat mencapai 13.154 kasus. Padahal, dalam beberapa pekan terakhir, India mempertahankan kasus Covid-19 harian di bawah 10 ribu kasus.


Pakar menuturkan beberapa penyebabnya lonjakan kasus Covid-19 di India antara lain akibat pertemuan massal upacara keagamaan hingga kampanye jelang pemilihan daerah.


Meski rata-rata kasus harian India masih lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat maupun Inggris, beberapa kota di India mengalami kenaikan kasus dalam beberapa minggu terakhir.


Kenaikan ini pun memicu kekhawatiran para pakar.


"Jika India mengalami pola yang sama seperti Inggris, dan jika kita membandingkan populasi dari kedua negara, 80.000 kasus harian di Inggris setara dengan 1,4 juta kasus harian di India," kata Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 India, VK Paul, dalam konferensi pers, Jumat (17/12), dikutip dari CNN.


Ribuan dokter residen di India juga melakukan protes sejak Jumat (17/12) karena keterlambatan alokasi dokter yang baru lulus dari pendidikan pasca-sarjana, bertugas ke rumah sakit. Para dokter ini kemudian tak bekerja dan tak bisa mendukung penanganan pandemi Covid-19.


"Mengingat gelombang ketiga yang akan datang, jika konseling (pascasarjana) ini tidak diadakan, dengan tenaga yang terbatas akan terlalu sulit untuk menangani gelombang ketiga di negara ini," kata Asosiasi Medis India (IMA), salah satu asosiasi dokter terbesar di India, Kamis (23/12/2021).


Penundaan ini membuat India berpotensi kekurangan 45.000 dokter untuk melawan Covid-19.


"Setiap orang yang membuat kerumunan besar akan menjadi kontributor dari (peningkatan kasus)," kata salah satu dokter anak di India, Dhiren Gupta. Tak hanya itu, ia menilai demonstrasi politik akan menjadi acara besar yang menyebarkan infeksi virus corona.


"Tidak perlu diragukan lagi, kita harus menghentikan rapat umum pemilihan setidaknya selama dua bulan. Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk India," tutur Gupta.


Kota Mumbai, yang sebelumnya melaporkan jumlah kasus harian di angka 600 hingga 800, kini melaporkan 2.510 kasus pada Rabu (29/12). New Delhi, ibu kota India, melaporkan lebih dari 900 kasus pada hari yang sama, setelah sebelumnya hanya mencapai puluhan.


Di tengah kondisi ini, beberapa partai politik India, termasuk Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, tetap menyelenggarakan berbagai acara dan kampanye yang menarik kerumunan besar, khususnya di Uttar Pradesh.


Modi sendiri telah mengunjungi Uttar Pradesh sebanyak tujuh kali. Beberapa waktu lalu, ia sempat berbicara di depan ribuan orang untuk mengumumkan proyek pembangunan di daerah pemilihan Varanasi, Uttar Pradesh.


Modi terlihat tak menggunakan masker saat berbicara di acara itu, meski ia sering mengimbau publik untuk terus menggunakan masker.


Pada awal tahun ini, Modi dan pemerintahnya dikritik karena dinilai tak becus menangani gelombang kedua Covid-19. Modi juga sempat mengakui ancaman Omicron dan berupaya memastikan infrastruktur India mampu bertahan dari infeksi Covid-19 yang kian meningkat.


Walaupun demikian, Modi sempat mengklaim India bisa mengatasi lonjakan kasus Covid-19. India disebut memiliki 1,8 juta ranjang isolasi, setengah juta ranjang yang difasilitasi oksigen, dan 90.000 ranjang untuk anak-anak. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini