Akhir Tahun, Rupiah dan IHSG Ditutup Melemah

REDAKSI
Jumat, 31 Desember 2021 - 22:04
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi.

Mediaapakabar.com
Di penghujung tahun 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah di level 6.581,48 atau turun 0.29 persen. Posisi IHSG pada akhir pekan (tahun) ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan kinerjanya dari sepekan yang lalu. 

Dimana IHSG ditutup di level 6.562,9 sehari sebelum natal pekan kemarin. Sementara dibandingkan dengan kinerjanya setahun lalu, kinerja IHSG pada tahun ini membaik.


Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, IHSG di akhir tahun 2020 ditutup di level 5.979,07. Kinerja IHSG membaik secara point to point seiring dengan proses pemulihan ekonomi nasional. 


Dimana IHSG selama tahun 2020 mengalami tekanan hebat setelah ekonomi RI mengalami resesi di tahun 2020. Akan tetapi pemulihan IHSG pada tahun 2021 juga belum signifikan. Masih dipicu oleh kekhawatiran akan gelombang Covid-19 lanjutan.


"Disisi lain, kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini melemah di kisaran level 14.260 per US dolar. Dibandingkan dengan kinerjanya sepekan yang lalu, mata uang garuda juga terpantau mengalami pelemahan. Karena akhir pekan yang lalu Rupiah ditutup di level 14.189 per US Dollarnya. Sementara itu kalau melihat kinerja mata uang rupiah setahun yang lalu, Rupiah terpantau melemah secara point to point," katanya di Medan, Jumat (31/12/2021).


Dia menjelaskan, Rupiah saat akhir tahun  2020 diperdagangkan di kisaran level 14.050 per US Dollarnya. Jika membandingkan kinerjanya dalam sepekan ini, baik kinerja Rupiah dan IHSG bergerak sideways. 


Di tahun depan kinerja IHSG berpeluang untuk merealisasikan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Hal ini lebih dikarenakan oleh adanya potensi pemulihan ekonomi meskipun tengah dihantui oleh gelombang Covid-19.


Namun, mata uang Rupiah memiliki tantangan yang berbeda. Rupiah akan berhadapan dengan kebijakan Bank Sentral AS yang diperkirakan akan melakukan penyesuain besaran suku bunga acuannya. Hal ini bisa berdampak pada tekanan mata uang Rupiah, karena disaat suku bunga acuan AS mengalami kenaikan. Maka US Dollar akan sangat diuntungkan disitu.


"Secara keseluruhan tahun depan belum sepenuhnya menjanjikan harapan yang baik bagi kinerja sektor keuangan kita. Meskipun diperkirakan gejolak pasar keuangan di tahun depan akan lebih ringan. Namun sejumlah ketidakpastian masih akan menghantui kinerja pasar keuangan kita nantinya," jelasnya. (IK)

Share:
Komentar

Berita Terkini