Tren Digitalisasi Tingkatkan Investor di Pasar Modal

REDAKSI
Kamis, 21 Oktober 2021 - 13:51
kali dibaca
Ket Foto : Tren digitalisasi selama masa pandemi Covid-19 memberikan berkah bagi peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia. Selama masa pandemi, dapat dilihat banyaknya para pelaku investasi yang beralih ke pasar modal. 

Mediaapakabar.com
Tren digitalisasi selama masa pandemi Covid-19 memberikan berkah bagi peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia. Selama masa pandemi, dapat dilihat banyaknya para pelaku investasi yang beralih ke pasar modal. 

Salah satu yang melatarbelakangi kondisi ini dikarenakan adanya dana-dana yang sebelumnya bergerak di sektor riil, ternyata tidak berjalan efektif selama masa new normal ini. 


Hal ini seiring dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk meredam kasus Covid-19, yang membuat banyak sektor usaha yang kegiatannya terdampak dari kebijakan tersebut. 


Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan, dari sisi lain, pasar modal Indonesia yang saat ini terus dibanjiri oleh aliran dana yang, otomatis membantu pergerakan ekonomi yang terus bertumbuh. Momentum ini menjadi kesempatan bagi sektor riil untuk bergerak kembali setelah pandemi berakhir, untuk mencari alternatif pendanaan melalui pasar modal. 


Selain supply dana-dana dari investor yang sudah tersedia, maka bagi perusahaan-perusahaan yang belum Go Public juga dapat memanfaatkan momentum ini untuk melakukan Initial Public Offering (IPO).


"Sepanjang tahun 2021, jumlah investor di pasar modal Indonesia mencatatkan rekor pertumbuhan tertinggi sepanjang sejarah 44 tahun pasar modal Indonesia. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal sudah mencapai angka 6,43 juta investor per akhir September 2021. Angka ini mencatatkan kenaikan dibandingkan posisi akhir 2020 sebesar 6,10 juta," katanya, Kamis (21/10/2021). 


Inarno menjelaskan, berdasarkan data KSEI per 30 September 2021, jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai lebih dari 6.287.350 SID, termasuk di dalamnya adalah 2,9 juta SID saham. Di sisi lain per tanggal 30 September 2021, saat ini telah terdapat 750 perusahaan tercatat di BEI dengan penambahan baru sebanyak 38 perusahaan.


"Dengan melihat perkembangan ini, literasi serta edukasi pasar modal terus digencarkan oleh Self-Regulatory Organization (SRO) sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah investor pasar modal di Indonesia yang berdampak bagi upaya pemerintah guna mendorong pemulihan ekonomi nasional. Sejalan dengan upaya tersebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan SRO, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kembali menggelar Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2021 secara virtual pada 14 – 16 Oktober 2021," jelasnya. 


Diakuinya, penyelenggaraan CMSE 2021 merupakan kegiatan yang bertujuan sebagai ajang pertemuan stakeholders pasar modal Indonesia dan masyarakat untuk dapat berbagi informasi terbaru serta teraktual.


“Selama tiga hari acara, akan diselenggarakan webinar dan talk show dengan topik menarik dari narasumber yang kompeten. Diharapkan, CMSE 2021 dapat mendukung pencapaian target penambahan jumlah investor, perusahaan tercatat baru, serta meningkatkan penggalangan dana di pasar modal," ujarnya. 


Inarno menambahkan, pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun dihadapi menghadirkan tantangan bagi pasar modal serta perekonomian Indonesia.


Penyesuaian secara masif dilakukan untuk menjamin keberlanjutan pasar, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi digital dalam kegiatan operasional, termasuk dalam hal pelaksanaan kegiatan edukasi, literasi dan sosialisasi pasar modal, seperti penyelenggaraan CMSE 2021 ini .


Otoritas pasar modal merespon tantangan ini dengan sangat baik dan mampu menorehkan pencapaian penambahan dari sisi jumlah investor, perusahaan tercatat, maupun aktivitas perdagangan.


"Jumlah investor saham atau single investor identification (SID) baru terus mengalami peningkatan dalam 8 bulan terakhir di tahun 2021 dan telah mencapai rekor baru, yaitu sebanyak 1 juta investor saham baru. Tahun 2021 menjadi tahun yang penuh dengan harapan pemulihan ekonomi nasional dan ini tercermin dari tingginya aktivitas perdagangan di BEI dalam 3 bulan terakhir," ungkap Inarno.


Kalangan para pelaku pasar modal saat ini tengah berupaya untuk membantu pemerintah dalam memulihkan perekonomian nasional yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. 


Pasar modal memiliki kontribusi besar dalam pemulihan ekonomi seiring makin banyaknya perusahaan yang mencari pendanaan melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) maupun penerbitan obligasi. 


Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Samsul Hidayat mengatakan, pembangunan industri pasar modal Indonesia saat ini sudah berada di jalur yang tepat untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional.


"Jalan untuk kontribusi yang maksimal dari pasar modal untuk ekonomi Indonesia sudah mulai terlihat dari hari ke hari dan semakin terbuka. Pasar modal menawarkan maksimalisasi fungsi untuk memajukan perekonomian Indonesia. Pasar modal sebagai media untuk mempertemukan modal masyarakat dan dipergunakan untuk modal kerja perusahaan dan dikembalikan dalam bentuk dividen. Selain itu, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan melalui kenaikan harga saham perusahaan di BEI seiring semakin membaiknya kinerja perusahaan usai mendapatkan dana segar dari pasar modal," katanya. 


Di negara-negara maju, para pelaku usaha sudah secara optimal memanfaatkan peran pasar modal sebagai sumber pendanaan bagi dunia usaha. 


Dalam hal ini, BEI akan terus meningkatkan peran industri pasar modal agar menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan dalam negeri  ketika akan melakukan ekspansi bisnis.


Dengan bertambahnya investor di tengah pandemi ini menunjukkan semakin besar pula kepercayaan para pelaku pasar terhadap ekonomi negara. (IK)

Share:
Komentar

Berita Terkini