Presiden Brasil Didakwa Pembunuhan karena Lalai Tangani Covid-19

REDAKSI
Kamis, 21 Oktober 2021 - 13:24
kali dibaca
Ket Foto : Presiden Jair Bolsonaro telah lama meremehkan Covid-19. (AP/Eraldo Peres)

Mediaapakabar.com
Sebuah panel Kongres Brasil mengusulkan mendakwa Presiden Jair Bolsonaro terkait dugaan pembunuhan lantaran dinilai lalai menangani pandemi Covid-19.

Menurut dokumen panel Kongres yang bocor, Bolsonaro didakwa langsung melakukan 11 kejahatan, termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan, hasutan untuk melakukan kejahatan, dan penipuan.


Hasil investigasi panel Kongres menyimpulkan bahwa Bolsonaro dan pemerintahannya membiarkan virus corona menyebar dengan sengaja agar bisa mencapai herd immunity atau kekebalan di kalangan masyarakat.


Saat ini, Brasil masih menjadi negara ketiga dengan infeksi Covid-19 terbanyak di dunia yakni 21,6 juta kasus dan negara kedua di dunia dengan tingkat kematian virus corona terbanyak yakni 604 ribu kematian.


Kutipan dokumen panel Kongres menyalahkan kebijakan penanganan Covid-19 pemerintahan Bolsonaro yang dinilai gagal menyebabkan lebih dari setengah juta warga Brasil meninggal dunia.


Panel tersebut turut menyerukan pihak berwenang mendakwa sang presiden atas kegagalan tersebut.


"Kebijakan sembrono pemerintah terhadap pandemi membuat warga Brasil menghadapi risiko nyata infeksi massal," bunyi kutipan dokumen panel yang dikutip dari CNNIndonesia.com, Kamis, 21 Oktober 2021.


"Dengan perilaku ini, pemerintah federal memiliki kewajiban hukum untuk bertindak, selaras dengan jumlah kematian warga Brasil."


Draf dokumen panel tersebut turut merekomendasikan tuntutan pidana terhadap 69 pejabat lain, termasuk tiga putra Bolsonaro dan sejumlah pejabat pemerintah sebelumnya.


Penyelidikan Parlementer Pandemi Senat Brasil (CPI) mengatakan dokumen setebal 1.200 halaman itu diperkirakan akan dibahas secara resmi di Senat Brasil pada Rabu pekan depan dan masih bisa berubah.


Jika disetujui Senat, dokumen itu akan dikirim ke Jaksa Agung dan dalam 30 hari akan memutuskan kasus tersebut. Jaksa Agung Augusto Aras merupakan sekutu dekat Bolsonaro dan diperkirakan tidak akan menuntut sang presiden seperti rekomendasi panel Kongres tersebut.


Hingga kini, pihak Bolsonaro belum memberikan tanggapan atas dokumen panel tersebut.


Namun, selama ini Bolsonaro memang kerap menjadi kontroversi seputar pandangan dan penanganannya atas pandemi Covid-19.


Bolsonaro menegaskan dia tidak akan divaksinasi Covid-19 dan selama ini menganggap masyarakat terlalu berlebihan menghadapi virus serupa SARS itu yang ia nilai flu biasa.


Pada Juli lalu, Bolsonaro menuduh penyelidikan penanganan Covid-19 pemerintah bermuatan politik menjelang pemilihan umum tahun depan.


Bolsonaro menuding CPI mengabaikan tuduhan korupsi yang dilakukan pejabat dengan hanya terfokus pada dia dan pemerintahannya.


"Mereka ingin menuduh saya melakukan genosida. Sekarang, beritahu saya di negara mana orang-orang tidak ada yang meninggal? CPI ini tidak memiliki kredibilitas," ucap Bolsonaro.


Bolsonaro bahkan pernah mengaku lelah ditanyai terus soal kematian Covid-19 Brasil yang tinggi.


CPI mulai membuka penyelidikan penanganan Covid-19 pemerintah pada Mei lalu setelah eks pejabat Brasil, termasuk mantan Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta dan Eduardo Pazuello mengungkap dugaan korupsi terkait pembelian vaksin.


Dalam kesaksiannya, Mandetta juga mengatakan bahwa pemerintah sadar mereka merekomendasikan obat-obatan seperti klorokuin dan hidroksiklorokuin sebagai terapI Covid-19 tanpa bukti ilmiah. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini