Pertumbuhan Ekonomi di Sumut Alami Fase Bounce Back

REDAKSI
Selasa, 26 Oktober 2021 - 17:42
kali dibaca
Ket Foto : Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Soekowardojo dalam kegiatan webinar yang menjelaskan terkait pertumbuhan ekonomi di Sumut.

Mediaapakabar.comPertumbuhan perekonomian pada triwulan II-2021 di Sumatera Utara (Sumut) mengalami fase bounce back, didukung faktor base effect dan perkembangan indikator terkini. 

Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Soekowardojo mengatakan, dari sisi pengeluaran, ekspor tercatat sebagai sumber pertumbuhan ekonomi, didorong oleh akselerasi indeks PMI global, pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang, serta kenaikan harga komoditas makanan dan CPO di pasar internasional. 


"Dari sisi lapangan usaha, seluruh komponen utama mengalami perbaikan dengan pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha (LU)perdagangan yang dipengaruhi oleh HBKN Idul Fitri. LU Pertanian juga mengalami peningkatan di tengah melimpahnya produksi perkebunan yang diiringi dengan kenaikan harga komoditas," katanya secara daring, Selasa (26/10/2021). 


Dijelaskannya, sisi LU pertanian paling meningkat yakni 21,82 persen. Sedangkan di sisi Pengeluaran paling meningkat yakni konsumsi rumah tangga yakni 51,44 persen.


"Untuk harga pangan strategis terpantau stabil pada 22 Oktober 2021, kecuali untuk minyak goreng. Hingga saat ini harga minyak goreng masih terpantau relatif tinggi dipicu oleh naiknya harga CPO global," jelasnya. 


Melihat perkembangan ini, TPID Sumatera Utara melalui Biro perekonomian dalam proses penjajakan kerjasama antara BUMD PT. Perkebunan Sumatera Utara dengan PT. KIM untuk produksi minyak goreng Sumut Bermartabat. 


"Stabilitas harga komoditas pangan strategis juga diperkuat dengan hasil survey aliran pasokan Bank Indonesia yang menunjukan aliran pasokan pada pedagang besar di Kota Medan masih relatif stabil serta kecukupan stock di gudang bulog khususnya untuk beras," ujarnya. 


Selain pertumbuhan perekonomian, dalam memasuki bulan September 2021, ketahanan sistem keuangan juga membaik tercermin dari tingkat profitabilitas (ROA) yang meningkat dan rasio BOPO yang relatif menurun bahkan lebih rendah dibandingkan rasio sebelum pandemi. 


"Meski pada indikator lainnya, intermediasi perbankan (LDR) tercatat menurun didorong respon kenaikan DPK dan penurunan penyaluran kredit," ujarnya


Disisi lain, kredit tertahan (Undisbursed Loan) meningkat, didukung dengan peningkatan pada seluruh kelompok bank. Adapun spread bunga perbankan mencatatkan angka yang cukup stabil pada 5,4 persen, sedikit naik dibandingkan pada TW II 2021 sebesar 5,1 persen, namun tetap sejalan dengan BI7DRRR yang masih di angka 3,5 persen. (IK) 

Share:
Komentar

Berita Terkini