Kedubes Turki Buka Suara soal Ataturk Jadi Nama Jalan Jakarta

REDAKSI
Senin, 18 Oktober 2021 - 15:23
kali dibaca
Ket Foto : Patung lilin Ataturk di komplek musoleum Ataturk. (Dok Istimewa/Fatih Mehmet Koksoy)

Mediaapakabar.comKedutaan Besar Turki untuk Indonesia buka suara atas polemik rencana penamaan nama salah satu jalan di daerah Menteng, Jakarta, dengan nama tokoh sekuler Mustafa Kemal Ataturk.

Menurut Kedubes Turki, penamaan jalan Ataturk itu sebagai balasan atas permintaan Kedutaan Besar RI di Ankara untuk mengubah nama jalan di depan kedutaan dari Holland Street menjadi Jalan Soekarno.


"Dan permintaan (Indonesia soal penamaan jalan Soekarno) ini telah diterima otoritas Turki sebagai prinsip resiprokal, yaitu mengubah nama salah satu jalan yang berdekatan/ bersebelahan dengan Kedutaan Besar Turki di Jakarta menjadi Jalan Ataturk," kata Kedubes Turki melalui surat elektronik kepada CNNIndonesia.com, Senin (18/10/2021).


Kedubes Turki juga menjelaskan, proses pemilihan jalan di Jakarta masih berlangsung, mengingat diperlukannya konsultasi lebih lanjut dengan pihak berwenang di Indonesia.


Rencana penamaan salah satu jalan di DKI Jakarta dengan nama tokoh sekuler Ataturk menjadi polemik belakangan.


Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menolak rencana tersebut dengan menganggap Ataturk menjauhkan warga Turki dari ajaran Islam demi membuat negara itu menjadi lebih maju.


"Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari fatwa MUI adalah orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," kata Anwar dalam keterangan resminya, Minggu (17/10/2021).


Senada dengan MUI, Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin mendorong pembatalan rencana pemerintah mengganti nama salah satu jalan di Jakarta dengan nama Ataturk.


"Jika memang sangat merugikan dan menyakiti kaum muslimin, lebih baik dibatalkan pemberian nama jalan tersebut," kata Khoirudin dalam keterangannya yang sudah dikonfirmasi oleh pihak DPP PKS, Minggu (17/10).


Sementara itu, penolakan dari MUI dan PKS ini dinilai merupakan pendapat yang berlebihan oleh pihak Nahdlatul Ulama (NU).


"MUI dan PKS tanggapannya nolak? Nah itu lebay menurut saya. MUI dan PKS itu lebay. Memandangnya parsial saja," kata Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Syamsul Maarif.


Syamsul menegaskan bahwa pemberian nama Ataturk sebagai nama jalan di Indonesia harus dilihat dalam skala yang lebih luas, yakni sebagai tanda jalinan persahabatan antara Indonesia dan Turki. Baginya, persahabatan antara dua negara itu harus terus terjalin dengan baik kedepannya.


"Pada dasarnya PWNU DKI melihat itu bagian dari penghargaan antarnegara harus kita lakukan. Bukan setuju dan tidak setuju," katanya. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini