Bantah Aniaya Anggota, Kapolsek Percut Sei Tuan: Dia Meresahkan Masyarakat

REDAKSI
Kamis, 30 September 2021 - 01:18
kali dibaca
Ket Foto : Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Janpiter Napitupulu, membantah telah menganiaya anggotanya bernama Brigadir FS. 

Mediaapakabar.com
Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP Janpiter Napitupulu, membantah telah menganiaya anggotanya bernama Brigadir FS. 

Kapolsek atlet karate ini mengatakan FS terluka saat hendak diamankan terkait kasus pengrusakan bangunan pesantren.


“Jadi saya mengamankan anggota saya karena meresahkan masyarakat, dia menghancurkan bangunan pesantren, menodongkan senjata kepada masyarakat,” ujar Janpiter, Rabu (29/9/2021).


Jupiter mengatakan penangkapan FS tidak semena-mena. Pengamanan itu dilakukan oleh Kanit Provos dengan sejumlah personel polisi lainnya. Meski begitu, ia tak merinci kasus yang menjerat FS.


“Ini aku buka karena dia sudah seperti itu, aku buka semua. Sudah berulang kali dilakukan seperti itu. Kalau saya tak tanggap terhadap aduan masyarakat, nanti saya apa kata masyarakat,” ujar Janpiter.


Janpiter menegaskan tindakan yang diambil murni karena laporan masyarakat, bukan karena sentimen pribadi. 


“Siapa pun yang melakukan mengganggu kamtibmas, meresahkan masyarakat, mau aparat atau siapa pun saya akan hadir,” katanya.


FS dibawa ke Polsek bersama oleh dua Provos untuk menjalani pemeriksaan. Akan tetapi, saat dalam perjalanan FS meronta-ronta. 


“Dia lalu mengantukkan kepalanya ke segala macam (benda). Jadi tidak benar 100 persen (dianiaya),” imbuhnya.


“Jadi apa yang dilontarkan istrinya, sama sekali tidak ada, apalagi istrinya tidak di situ. Banyak saksi masyarakat (yang melihat),” tegasnya.


Sementara itu, Brigadir FS melalui istrinya berinisial A, FS telah melaporkan atasannya ke Propam Polrestabes Medan diduga dianiaya oleh pimpinannya dan mengalami luka memar di bagian wajah dan tangan.


A mengatakan penganiayaan terjadi pada Selasa (28/9/2021). Awalnya, suaminya diminta keluarga untuk melihat sebidang tanah di Desa Tanjung Selamat, Percut Sei Tuan. Di lokasi, FS melihat seorang menggarap tanah tersebut.


“(Suami) saya menegur penggarap yang melakukan kegiatan ilegal di tanah tersebut,”ujar A kepada wartawan, Rabu (29/9/2021).


Setelah itu, FS dihubungi pihak developer bernama Haji Burhan. FS kemudian diajak makan durian di dekat lokasi kejadian.


“Tetapi sampai di sana ternyata ada Pak Kapolsek dan suami saya dijedutkan, diborgol, dibanting dan dipukulin. Saya tidak menyangka dan tidak terima atas perlakuan itu,” imbuhnya.


A sangat menyayangkan penganiayaan terhadap suaminya. Ia mengatakan seharusnya kapolsek tidak melakukan tindakan yang berlebihan.


“Kalau memang suami saya salah hukumlah dia mau disuruh push up 1.000 kali atau disetrap berhari-hari, di depan tiang bendera. Kenapa diperlakukan seperti binatang,” pungkasnya. (MC/Red)

Share:
Komentar

Berita Terkini