Habis Baliho Terbit Sembako, Ini Kata Pakar Komunikasi Politik

REDAKSI
Kamis, 26 Agustus 2021 - 12:47
kali dibaca
Ket Foto : Tas sembako bergambar wajah Puan Maharani dan ada logo PDIP. (VIVA)

Mediaapakabar.com
Tahapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024 belum dimulai, tapi beberapa sosok yang digadang-gadang masuk bursa bakal calon sudah bergerilya mendekati rakyat. 

Cara pendekatannya mulai pemasangan baliho dan kini bagi-bagi paket sembako bergambar wajah dan tertulis nama mereka.


Langkah pemasangan baliho di berbagai daerah yang gencar sebelumnya menuai kritik karena dinilai tidak peka dengan kesulitan rakyat di tengah pandemi. 


Pendekatan lewat baliho kurang efektif, cara lain tampak dicoba yaitu membagikan paket sembako untuk rakyat menyajikan pandemi.


Beberapa pimpinan parpol elit yang sudah coba cara ini seperti Ketua DPR RI sekaligus politikus PDIP Puan Maharani, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Nama mereka masuk dalam bursa capres atau cawapres versi survei. Namun, tingkat elektabilitasnya berdasarkan survei masih rendah.


"Jika tas sembako ini ada dengan usaha peningkatan keterpilihan elektabilitas. Mungkin ada pertimbangan setelah baliho dikritik," ujar pakar komunikasi politik Hendri Satrio dilansir dari VIVA, Kamis, 26 Agustus 2021


[memotong]


Ket Foto : Paket bantuan sembako dari Ketum Golkar Airlangga Hartarto. (VIVA)
Menurut dia, dengan tas sembako kemungkinan mendongkrak elektabilitas. bagaimana cara itu dan bermanfaat langsung oleh rakyat sebagai calon pemilih dalam pemilu. 


"Pendekatan tas sembako itu beda dengan baliho. Baliho baru pujian popularitas. baliho itu gabungan elektabilitas dan popularitas," tutur Hensat, sapaan akrabnya.


Cara bagi-bagi sembako masih disorot, kolega di parpol pun pasang badan membela. Politikus PDIP Kapitra Ampera meminta jangan semua diukur dalam persepsi politik yang negatif. 


Menurut Kapitra, selama Puan, Muhaimin, dan Airlangga menggunakan uang pribadinya dalam memasang baliho dan membagikan sembako maka tak ada masalah.


"Kalau mereka pakai uang pribadinya bukan uang negara itu haknya tidak usah dibawa ke ranah politik karena di politik itu ada social selection," ujar Kapitra.


Dia bilang aksi bagi-bagi sembako bermanfaat untuk rakyat kecil di tengah pandemi. Kata Kapitra, dalam menilai isu ini mesti objektif. Terkait bagi sembako bisa mendongkrak elektabilitas Puan dan tokoh politik lainnya, ia menjawab santai. 


"Terlalu dini kita simpulkan. Yang jelas itu perbuatan baik yang dilakukan Mbak Puan, harus kita apresiasi," tutur Kapitra.


[cut]


Ket Foto : PKB bagikan bingkisan sembako dari Cak Imin ke petugas TPU Rorotan. (VIVA)
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menyampaikan efektifitas sembako untuk mendongkrak elektabilitas lebih bagus ketimbang baliho. Menurut dia, beberapa figur yang terapkan cara ini dengan merujuk hasil lembaga survei masih memperoleh elektabilitas rendah.


"Efektif, pas dan langsung ke rakyat. Baliho di tengah pandemi tak penting. Rakyat butuh makan, jangan dikasih baliho," ujar Ujang.


Ujang menambahkan pendekatan dengan bagi-bagi sembako tak masalah selama menggunakan uang pribadi. Sebab, ini membantu rakyat yang terdampak pandemi COVID-19.


"Stop, rem baliho, tapi bantu rakyat dengan aksi nyata seperti memberi sembako, dan lainnya," sebut Ujang.


Salah satu momen bagi bingkisan sembako seperti dilakukan kader PKB ke petugas makam di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. Paket sembako itu dari Ketum PKB Muhaimin Iskandar.


Ada 150 paket tas sembako warna hijau-putih bergambar Muhaimin atau Cak Imin. Saat pembagian, Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid mewakili Cak Imin.


“Kami terketuk melihat kerja keras bapak-bapak sekalian. Selama ini bapak-bapak inilah yang ada di depan melayani jenazah yang terkena COVID-19 dengan layak," kata Hasanuddin.


Kemudian, Ketum Golkar Airlangga Hartarto saat menyalurkan bantuan ke warga Solo terdampak pandemi terutama yang sedang menjalani isolasi mandiri. Bantuan itu berupa 10 ribu paket sembako, telur ayam 500 kg, hingga 10 ribu masker. Penyaluran bantuan juga diserahkan ke Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.


"Kami juga memberikan bantuan berupa konsentrator oksigen ada 100 unit, paket sembako ada 10.000 paket, telur ayam 500 kg, daging ayam beku 500 kg, dan 10.000 masker," ujar Airlangga di Solo, Sabtu, 14 Agustus 2021 lalu. ( VIVA/MC )

Share:
Komentar

Berita Terkini