COVID-19 Bisa Menular Saat Papasan, Ahli Saran Masker Double

REDAKSI
Rabu, 07 Juli 2021 - 12:01
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. Ahli menjelaskan mengapa saat ini disarankan untuk menggunakan masker ganda terkait tingginya angka penularan Covid-19. (iStockphoto/Kemal Yildirim) 

Mediaapakabar.com
Ahli menjelaskan sejumlah alasan mengapa masker dobel bisa mencegah penularan Covid-19 yang kini bisa menular saat sedang berpapasan. 

Pakar biostatistika-epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Windhu Purnomo mengatakan masker dobel diperlukan untuk mencegah penularan varian Delta yang 98 persen lebih menular dari varian asli. 


Lantaran varian Delta lebih menular, hal ini berimbas pada tingginya angka positif Covid-19 di Indonesia. Bahkan, orang yang berpapasan pun menurutnya bisa tertular akibat tingginya kemampuan menular varian Delta.


"Dengan berpapasan itu harusnya kita ini jangan berpapasan dengan jarak dekat, kemudian masker itu kalau tidak double itu bisa bocor dan kita kena," tuturnya dilansir dari CNNIndonesia.com, Rabu 07 Juli 2021.


"Kalau berpapasan saling apalagi saling berbicara [berisiko penularan], pokoknya kalau dekat dengan orang yang kita tidak tahu statusnya, kita ndak usah berbicara ga usah banyak omong, makanya sekarang itu stay at home, gausah keluyur keluyuran, sampai ketemu orang ketemu temen apalagi makan, pasti buka masker itu sangat berisiko," lanjutnya. 


Selain itu, ia juga menyarankan jaga jarak harus diperbaharui, bukan lagi 1 sampai 1,5 meter, melainkan harus diubah menjadi 1,8 meter dan tidak boleh ditawar lagi. 


Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga merekomendasikan penggunaan masker dobel yang tepat adalah satu masker medis dikombinasikan dengan masker kain. 


Windhu menjelaskan penghitungan akumulatif dari mutasi virus hingga ke varian Delta. Menurutnya, Windhu Purnomo menjelaskan angka 98 itu merupakan penghitungan dari seberapa besar virus corona original bermutasi menjadi Alpha hingga menjadi varian Delta.


"Jadi dalam perhitungan berarti varian delta itu 98 persen lebih menular dari pada varian original. Cara bacanya gini, jadi kan varian alpha lebih menular 70 persen, Delta 40 persen, jadi metodenya [penghitungannya] dikalikan, bukan ditambah," ujar Windhu.


Selain itu, menurut Windhu virus ini juga memiliki kemampuan menghindari antibodi yang telah terbentuk oleh tubuh (antibody escape). 


Lebih lanjut ia juga menyoroti kebijakan pemerintah yang masih memperbolehkan transportasi umum untuk tetap beroperasi, dengan maksimum penumpang 70 persen. 


Dengan begitu, ia menilai penerapan PPKM darurat masih belum efektif, karena kebijakan yang dibuat masih belum sesuai dengan karakteristik dari virus yang kini sudah banyak bermutasi. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini