Rano Karno: Sinetron Masa Kini Tak Pakai Logika

REDAKSI
Sabtu, 05 Juni 2021 - 13:02
kali dibaca
Ket Foto : Pemeran sekaligus sutradara sinetron legendaris Si Doel, Rano Karno, mengungkap alasan sinetron masa kini tidak memakai logika, seperti Suara Hati Istri. (Istimewa)

Mediaapakabar.com
Pemeran sekaligus sutradara sinetron legendaris Si Doel, Rano Karno, mengungkap alasan-alasan yang membuat sinetron masa kini tidak memakai logika, seperti Suara Hati Istri.

"Jadi, kadang-kadang yang sekarang ini logika nggak dipakai karena mengejar sesuatu yang harus cepat. Kalau dulu saya waktu bikin Si Doel, misalnya, dari Si Doel satu ke Si Doel dua bisa berhenti satu tahun," ujar Rano dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu 05 Juni 2021.


Rano kemudian berkata, "Kalau sekarang, orang lagi syuting, di ujung lokasi penulis skenario juga lagi mengetik [naskah]. Jadi bagaimana kita bisa mengontrol kualitas cerita? Akhirnya jebol begitu."


Dalam pembuatan Si Doel, lanjut Rano, satu episode mungkin akan menghabiskan waktu satu minggu sampai 10 hari. Namun, sinetron sekarang dituntut cepat, yakni dua hari untuk satu episode.


Kondisi itu membuat para pemain yang terlibat tidak memiliki waktu untuk proses reading atau membaca naskah, apalagi untuk pendalaman karakter.


Rano kemudian membahas Suara Hati Istri, sinetron yang kini sedang ramai diperbincangkan.


"Saya minta maaf. Sinetron yang sekarang ramai saya justru tidak nonton, tapi saya baca, lalu kasihan juga anak ini. Bukan anaknya yang salah, tapi konsep ceritanya. Artinya yang diangkat cerita biasa," katanya.


"Dulu ada tokoh agama pimpinan pesantren, bukan soal poligaminya, tapi menikah dengan anak umur 12 tahun dan itu jadi masalah. Kalau dia nggak menikah dengan anak umur 12 tahun mungkin tidak masalah. Dan ini terjadi di sinetron. Apakah mereka tidak baca ini?"


Menurut Rano Karno, alur sinetron seperti ini dapat lolos karena banyak pihak tak memperhatikan pertanggungjawaban kepada publik, berbeda dengan ketika ia masih menggarap Si Doel.


"Bayangkan, nanti malam ditayangkan, sore diantar ke stasiun TV. Stasiun TV nggak dilihat lagi. Dulu yang namanya controlling begitu ketatnya stasiun TV. Seminggu sebelum tayang kita sudah harus menyerahkan master. Sekarang tidak, stasiun main putar saja," tutur Rano.


"Si Doel itu umurnya 30 tahun, tapi jumlah episode hanya 160 dibanding 200 ribu Tukang Bubur Naik Haji. Itu kan luar biasa. Sistem industri menuntut kita mengesampingkan banyak faktor," ujarnya. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini