![]() |
Ket Foto : Ilustrasi anak-anak di Korea Utara. (AFP PHOTO / Ed JONES) |
Kesimpulan itu dipaparkan dalam hasil penelitian gabungan yang dilakukan oleh Yayasan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia.
Sebagaimana dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap, tingkat gangguan pertumbuhan anak-anak di Korut mencapai 18.2 persen, atau sekitar 317.800 anak-anak non balita pada akhir 2020.
Di dalam hasil penelitian itu disebutkan, pandemi virus corona diperkirakan bakal membuat kecenderungan stunting di kalangan anak-anak Korut bertahan dalam beberapa tahun ke depan.
Akan tetapi, angka persentase yang dipaparkan dalam penelitian yang diterbitkan pada bulan ini justru menurun dari pada 2012 silam. Saat itu peneliti menyatakan tingkat stunting anak-anak di Korut mencapai 26.1 persen.
Meski terjadi penurunan, tetapi persentase itu masih jauh dari standar yang dianut dunia.
Di sisi lain, persentase anak-anak Korut di bawah usia lima tahun yang mengalami kegemukan pada 2020 mencapai 1.9 persen, atau sekitar 32 ribu orang. Angkanya justru naik dari riset pada 2012, yakni sebanyak 1.3 persen.
Di seluruh dunia, jumlah anak-anak di bawah usia lima tahun yang mengalami gangguan pertumbuhan pada 2020 mencapai 149.2 juta orang.
Akan tetapi, laporan itu tidak mencerminkan dampak pandemi virus corona (Covid-19) kepada seluruh negara di dunia. Sebab, penelitian itu dilakukan sebelum pandemi ditetapkan.
Meski begitu, di dalam hasil penelitian dicantumkan Covid-19 diperkirakan akan memperburuk kecenderungan kekurangan gizi yang dialami anak-anak di seluruh dunia, akibat pola makan yang dikekang akibat dampak ekonomi selama pandemi. (CNNI/MC)