Longsor di PLTA Batang Toru Tapsel, 3 Orang Tewas

REDAKSI
Jumat, 30 April 2021 - 17:23
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. (INT)

Mediaapakabar.com
Longsor terjadi di kawasan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Kamis (29/4) malam. Akibat longsor itu, tiga orang tewas akibat tertimbun material longsor.

Director Communication and External Affairs PT North Sumatera Hydro Energy Firman Taufik menjelaskan kronologi longsor di kawasan proyek tersebut.


Mulanya, pada pukul 16.00 banjir lumpur setinggi 50 centimeter terjadi di jalan R17 K4+100 Bridge 6, akibat hujan lebat yang mengguyur lokasi sejak siang hari.


Kemudian, karyawan K3 Sinohydro, Dolan Sitompul menemani dua karyawan dari warga negara asing sekitar pukul 18.10 WIB mengendarai mobil untuk mengecek dan mendokumentasikan banjir lumpur tersebut.


"Pihak Sinohydro mencurigai banjir lumpur di lokasi ini akan menyebabkan longsor, sehingga pihak mereka perlu mengecek agar dapat menyiapkan alat berat untuk mengatasinya," kata Firman dalam keterangan tertulisnya dilansir dari CNNIndonesia.com, Jumat 30 April 2021.


Setelah mengecek dan mengambil dokumentasi, sekitar pukul 18.20 terjadi bencana longsor yang langsung menimpa dan menggulung ketiga karyawan tersebut. Namun, salah satu karyawan yang sempat melihat longsoran berhasil meloncat keluar dari dalam mobil dan menyelamatkan diri, sementara dua rekannya tergulung tanah longsor.


Longsoran itu kemudian terus meluncur dan menyapu sebuah warung kopi milik Anius Waruwu yang tepat berada di bawahnya. Menurut Arifin, saat ini tim teknis lapangan sedang menelusuri korban longsor yang berada dalam warung kopi tersebut.


"Hingga saat ini kami masih menunggu informasi lebih lanjut dari tim teknis lapangan mengenai upaya pencarian maupun situasi di lokasi," jelasnya.


Arifin mengatakan, saat ini lokasi kejadian dan kedai kopi yang terkena longsor sudah diamankan oleh aparat agar tidak ada yang mendekat, karena khawatir potensi longsor susulan.


"Pihak perusahaan sampai saat ini telah melaporkan kejadian tanah longsor ini ke Pemda Tapanuli Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tapanuli Selatan," ungkap Arifin.


Kabag Humas Pemkab Tapanuli Selatan Ismut Siregar memastikan insiden tanah longsor itu murni bencana alam akibat tingginya curah hujan selama tiga hari berturut-turut.


"Perlu ditegaskan bahwasanya kejadian ini murni bencana alam akibat tingginya curah hujan selama tiga hari berturut-turut, sehingga kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas di PLTA Batang Toru," ujar Ismut.


Ismut menjelaskan, sejak Kamis malam, TNI, Polri, dan BPBD Tapsel telah melakukan pencarian dan evakuasi korban tanah longsor. Namun, sampai saat pihaknya belum bisa memastikan berapa korban dalam insiden tersebut karena tidak ada kesaksian di lapangan yang dapat memberikan keterangan.


"Dapat kami sampaikan bahwa kejadian ini berada di tanah rakyat atas nama D Siregar dan di lokasi tersebut ada rumah yang ditempati seorang penjaga tanah D Siregar bermarga Waruwu," jelasnya.


Sementara itu Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumut menilai proyek PLTA Batang Toru sejak awal menimbulkan bencana ekologis di kawasan hutan Batang Toru.


"WALHI sebenarnya sudah menduga bencana longsor di kawasan proyek PLTA Batang Toru ini akan terjadi karena proyek ini dikhawatirkan menimbulkan bencana ekologis di kawasan hutan Batang Toru," kata Direktur WALHI Sumut, Doni Latuperisa.


Doni mengatakan, dari penelitian yang dilakukan, wilayah tersebut merupakan daerah rawan gempa dengan kontur tanah yang labil.


Lokasi pembangunan PLTA Batang Toru berada di zona merah dekat dengan patahan, artinya lokasi proyek berpotensi menimbulkan bencana ekologis baru yang berdampak pada sosio-ekologis masyarakat.


"Ini bukan kejadian pertama di mana sebelumnya pada Desember 2020 juga terjadi longsor yang menyebabkan hilangnya operator excavator di sana. Sebab pembangunan PLTA Batang Toru yang dilakukan PT NSHE minim mitigasi kebencanaan," jelasnya.


WALHI Sumut meminta agar proyek di wilayah rawan bencana termasuk PLTA Batang Toru dihentikan. Selain itu evaluasi proyek-proyek yang beroperasi di Lansekap Batang Toru. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini