Vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca sempat tertunda karena laporan kasus efek samping berupa penggumpalan darah.
Korea Selatan menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca pada 7 April lalu kepada orang-orang yang berusia 60 tahun, lantaran efek samping kasus pembekuan darah di sejumlah negara.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Komite Penasihat Praktik Imunisasi Korea Selatan, Cha Eun-hwa, dalam jumpa pers.
"Manfaatnya tidak sebesar untuk mereka yang berusia di bawah 30 tahun, jadi kami tidak akan merekomendasikan vaksin AstraZeneca untuk mereka," kata Eun-hwa pada pekan lalu seperti dikutip Reuters.
Lebih lanjut Eun-hwa menjelaskan tiga orang yang divaksinasi di Korea Selatan dilaporkan mengalami penggumpalan darah, satu kasus di antaranya terkait dengan vaksin AstraZeneca.
Menurut Eun-hwa, kasus itu merupakan jenis pembekuan darah yang dianggap tidak terlampau fatal, ketimbang jenis kasus yang ditemukan oleh Badan Pengawas Obat-obatan Uni Eropa.
Eun-hwa risiko virus korona jauh lebih buruk daripada kemungkinan efek samping yang jarang terjadi. Ia juga menambahkan cara terbaik untuk mengakhiri pandemi adalah dengan memvaksinasi semua orang.
Menurut hasil telaah Universitas Cambridge, rasio manfaat terhadap vaksin AstraZeneca meningkat pada orang tua, sebab risiko efek samping yang serius akibat vaksinasi menurun.
Produsen vaksin tersebut mengatakan studinya tidak menemukan risiko penggumpalan yang lebih tinggi karena vaksin AstraZeneca. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Kontroversi mengenai efikasi dan efek samping dari beberapa vaksin Covid-19 menyebabkan beberapa penundaan program vaksinasi di Korea Selatan.
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDA), program vaksinasi kuartal kedua akan mencakup guru sekolah luar biasa dan kelompok rentan, termasuk penyandang difabel dan tunawisma. (Reuters/CNNI)