Demo Usai Polisi AS Tembak Warga Kulit Hitam Berujung Ricuh

REDAKSI
Senin, 12 April 2021 - 11:52
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi unjuk rasa di Minnesota, Amerika Serikat. (AP/Frank Augstein)


Mediaapakabar.comAksi unjuk rasa di dekat Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat dipicu penembakan berujung bentrok dengan aparat kepolisian setempat.

Insiden itu terjadi karena massa menuntut keadilan setelah polisi menembak seorang lelaki penduduk setempat bernama Daunte Wright (20). Dia meninggal setelah mobil yang dikendarainya menabrak kendaraan lain, untuk menghindari polisi yang berusaha menangkapnya.


Dilansir Reuters, Senin (12/4), kericuhan antara sekitar seratus pedemo dan polisi antihuru-hara terjadi di kawasan pinggiran Kota Brooklyn Center. Massa membawa sejumlah poster yang salah satunya berisi meminta keadilan atas kematian warga kulit hitam, George Floyd, pada tahun lalu diduga akibat kekerasan polisi.


Para demonstran merusak dua mobil polisi, kemudian melempari aparat dengan batu. Beberapa bahkan menyerang dengan memukuli polisi.


Polisi kemudian membalas dan menembakkan peluru karet untuk membubarkan massa.


Kericuhan itu terjadi hingga malam hari waktu setempat. Massa sempat mengepung kantor kepolisian setempat, tetapi berhasil dibubarkan setelah aparat melemparkan granat cahaya dan gas air mata.


Menurut laporan, insiden yang memicu kerusuhan adalah saat polisi berupaya menangkap Wright.


Dalam pernyataan, Kepolisian Brooklyn Center menyatakan petugas mulanya memberhentikan mobil yang dikemudikan Wright karena melanggar aturan lalu lintas pada pukul 14.00 waktu setempat. Ketika dikonfirmasi ke markas, ternyata Wright adalah seorang buronan.


Menurut pernyataan polisi, Wright kabur ketika akan ditangkap dan masuk ke mobil. Saat itu seorang polisi menembakkan pistol ke arah Wright dengan alasan yang belum diketahui.


Wright kemudian melarikan mobilnya sejauh beberapa blok, dan akhirnya menabrak kendaraan lain dan meninggal di lokasi kejadian.


Polisi menyatakan akan menyelidiki kejadian itu karena kedua opsir itu mengenakan kamera pemantau.


Insiden itu terjadi 16 kilometer dari lokasi kematian Floyd. Tensi di wilayah itu kembali menghangat setelah sidang mantan polisi yang diduga membunuh Floyd, Derek Chauvin, dimulai.


Peristiwa kematian Floyd yang merupakan seorang kulit hitam yang disebabkan polisi kulit putih memicu unjuk rasa besar-besaran di AS. Kejadian itu membuat persoalan diskriminasi rasial di AS kembali memantik perdebatan.


Wali Kota Brooklyn Center, Mike Elliott, menyesalkan peristiwa penembakan itu.


"Kami meminta para pedemo untuk tetap menyampaikan pendapat secara damai dan jangan menggunakan kekuatan untuk menghadapi unjuk rasa damai," kata Elliott dalam pernyataan. (Reuters/CNNI)


Share:
Komentar

Berita Terkini