Aksi Bisu, Warga Myanmar Batalkan Ritual Cuci Patung Buddha

REDAKSI
Selasa, 13 April 2021 - 18:22
kali dibaca
Ket Foto : Para aktivis Myanmar membatalkan festival Tahun Baru Thingyan yang biasanya diisi dengan membersihkan patung Buddha demi menggelar aksi bisu menentang kudeta. (Dawei Watch via Reuters)


Mediaapakabar.comPara aktivis Myanmar rela membatalkan festival Tahun Baru Thingyan yang biasanya diisi dengan membersihkan patung-patung Buddha demi menggelar aksi bisu menentang kudeta militer.

Mereka menyerukan pembatalan festival Thingyan itu melalui berbagai jejaring sosial pada Selasa (13/4/2021), ketika jumlah warga yang tewas akibat bentrok dengan aparat meningkat hingga dilaporkan mencapai 700 jiwa.


"Kami tidak merayakan Thingyan tahun ini karena lebih dari 700 jiwa tak bersalah yang berani tewas," ujar seorang aktivis bernama Shwe Ei melalui Twitter, sebagaimana dikutip Reuters.


Setelah seruan ini tersebar, mulai terlihat warga turun ke jalan mengenakan pakaian rapi yang biasa mereka pakai untuk Thingyan.


Namun, mereka tak menggelar acara doa atau ritual membersihkan patung Buddha di tempat ibadah seperti Thingyan biasanya. Kini, mereka menggelar protes bisu.


Tanpa berkata-kata, mereka berunjuk rasa sambil membawa spanduk-spanduk bertuliskan slogan-slogan antikudeta.


Para aktivis menyerukan agar warga terus menggelar aksi bisu ini hingga perayaan Thingyan berakhir pada Sabtu mendatang.


Ini merupakan kali kedua Myanmar tak merayakan Thingyan. Tahun lalu, mereka juga tak bisa merayakan Thingyan karena pandemi Covid-19.


"Kami juga tak bisa menikmatinya tahun ini. Kami akan merayakannya ketika kami sudah mendapatkan demokrasi," ucap seorang warga Myanmar melalui akun Twitter bernama Su Su Soe.


Myanmar masih terus bergejolak sejak militer mengudeta pemerintahan sipil pada 1 Februari lalu. Warga pun menggelar berbagai aksi demonstrasi yang kerap berujung ricuh.


Lembaga pemantau melaporkan bahwa sejauh ini, setidaknya 700 orang tewas akibat bentrokan pengunjuk rasa dan aparat sejak kudeta pecah. (Reuters/CNNI)

Share:
Komentar

Berita Terkini