Sosok Irjen Marthinus, Kepala Densus 88 yang Ditakuti Semua Teroris

REDAKSI
Selasa, 30 Maret 2021 - 12:39
kali dibaca
Ket Foto : Kepala Densus 88 Polri, Inspektur Jenderal Polisi Marthinus Hukom.


Mediaapakabar.comKepala Densus 88 Polri, Inspektur Jenderal Polisi Marthinus Hukom disorot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pasca kejadian bom bunuh diri di gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu pagi.

Setiap pergerakan Marthinus dipantau Jenderal Listyo. Marthinus wajib mengungkap jaringan terorisme yang bikin geger warga se Nusantara. Apalagi umat nasrani. Kejadian ini terulang kembali, beberapa kali teroris melancarkan aksinya di tempat ibadah di antaranya gereja dan masjid.


Marthinus bersama anak buahnya kini tengah memburu semua sel-sel teroris yang berkaitan dengan aksi bom bunuh diri tersebut. Tak hanya Kapolri, Presiden Jokowi juga menaruh harapan besar dengan Irjen Marthinus.


Meski tengah mendapat tugas besar, Marthinus pasti sudah tahu sedikit tentang jaringan teroris. Dilansir dari VIVA, Selasa 30 Maret 2021, Marthinus ternyata orang yang pernah bersama-sama menangkap gembong teroris Imam Samudera pada November 2002 silam.


Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991 ini, merupakan pria kelahiran Ameth, Nusalaut, Maluku Tengah, Maluku, 30 Januari 1969. Saat ini berusia 52 tahun.


Marthinus mengemban jabatan Kepala Densus 88 Antiteror Polri sejak 1 Mei 2020. Dia juga berpengalaman di bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Wakil Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Deretan jabatan juga diemban Marthinus kebanyakan di Densus 88.


Garis tangan Marthinus untuk berkarir di Polri sangat bagus. Faktanya, dia mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Ditserse Polda Metro Jaya, yang menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten.


Sebelumnya, bom bunuh diri meledak di pintu gerbang Gereja Katedral, Jalan Kajaolaliddo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut terduga pelaku berjumlah dua orang dalam insiden itu. Namun hanya satu yang disebutkan inisialnya, yakni L.


Listyo menyatakan bahwa mereka merupakan kelompok yang tergabung dari beberapa orang sebelumnya sudah kita amankan, dan kelompok yang pernah melakukan operasi di Jolo, Filipina, 2018. (VC/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini