Selain dari Hewan, Sel Janin Juga Dipakai Kembangkan Vaksin

REDAKSI
Minggu, 07 Maret 2021 - 17:24
kali dibaca

Ket Foto : Metode pengembangan vaksin menggunakan sel janin tercatat sudah dilakukan sejak 1960-an. Ilustrasi (ANTARA)



Mediaapakabar.comPenggunaan sel janin dalam pembuatan vaksin sudah dilakukan sejak 1960-an. Sebelumnya, pengembangan vaksin sudah dilakukan menggunakan sel hewan sejak 1800.

Penggunaan sel janin dilakukan pada 1960 untuk membuat vaksin adenovirus yang disuntikkan kepada militer. Vaksin lain yang dikembangkan dengan sel manusia adalah vaksin rubela yag dikembangkan Stanley Plotkin, dari Institut Wistar di Philadelphia.


Belakangan, vaksin Johnson & Johnson mendapat penolakan dari sejumlah uskup Katolik di Amerika Serikat. Penolakan terjadi karena vaksin itu disebut menggunakan sel fetus atau janin yang diaborsi dalam membuat vaksin Covid-19.


Meski demikian, Johnson & Johnson menegaskan tidak ada jaringan janin dalam vaksin. Perusahaan mengklaim menggunakan vektor adenovirus non-infektif yang tidak aktif, mirip dengan virus flu, yang mengkode protein lonjakan (protein S/ spike protein) virus corona.


Sejarah sel janin buat vaksin

Melansir History of Vaccines, sel janin mulai digunakan untuk membuat vaksin sejak tahun 1960-an. Kala itu, ilmuwan mengumpulkan sel janin dari para wanita yang hendak menggugurkan kandungannya akibat wabah rubella.


Pasalnya, janin yang terinfeksi virus ini terancam mengalami katarak, kehilangan pendengaran, penyakit hati, keterbelakangan mental, pneumonia, dan penyakit lain.


Lantaran terjadi aborsi besar-besaran, fetus-fetus itu lantas dikirim ke laboratorium Plotkin. Awalnya fetus ini digunakan untuk penelitian Rubella. Tapi, ternyata Plotkin menemukan fetus ini bisa digunakan untuk mengembangkan vaksin. Banyak virus bisa berkembang degan baik di strain sel ini. Penggunaan sel juga terbukti bebas kontaminasi dan aman untuk digunakan sebagai vaksin manusia.


Penggunaan sel janin untuk mengembangkan vaksin masih digunakan untuk membuat beberapa vaksin lain seperti MMR (campak, gondok, dan rubella), hepatitis A, Varicella, zoster, oral Adenovirus Tipe 4 dan Tipe 7, dan rabies.


Para peneliti memperkirakan bahwa vaksin yang dibuat dengan sel janin ini dan turunannya telah mencegah hampir 11 juta kematian dan mencegah atau mengobati 4,5 miliar kasus penyakit.


Penggunaan sel janin di vaksin

Menurut Badan Kesehatan AS, vaksin yang dikembangkan menggunakan sel manusia diambil dari sel janin yang legal.


"Aborsi ini, yang terjadi beberapa dekade lalu, tidak dilakukan dengan tujuan memproduksi vaksin," kata juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, seperti dikutip ABC. 


Sel asli diperoleh lebih dari 50 tahun yang lalu dan telah dipertahankan di bawah pedoman federal yang ketat oleh American Type Culture Collection, menurut Merck.


"Garis sel ini sekarang lebih dari tiga generasi dihilangkan dari asalnya, dan kami belum menggunakan jaringan baru untuk memproduksi vaksin ini," perusahaan menambahkan dalam pernyataannya.


Vaksin yang manfaatkan sel janin

Johnson&Johnson menyebut mereka menggunakan sel fetus yang diambil dari tahun 1980-an. Selain itu, menurut Dr. James Lawler, seorang ahli penyakit menular di Nebraska Medicine sel janin ini juga digunakan oleh Pfizer / BioNTech dan Moderna.


Sel ini diambil dari jaringan janin untuk menguji vaksin mereka. Sementara Johnson & Johnson menggunakan sel janin untuk "pengembangan, konfirmasi dan produksi" tuturnya.


Sumber : CNNIndonesia.com

Share:
Komentar

Berita Terkini