Polisi yang Dituduh Bunuh Wanita di London Kerja di Unit Elit

REDAKSI
Sabtu, 13 Maret 2021 - 11:30
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. (INT)


Mediaapakabar.comPolisi London pada hari Jumat (12/3/2021) menuntut salah satu personelnya atas kasus penculikan dan pembunuhan, beberapa jam setelah mengkonfirmasi bahwa mayat yang ditemukan di hutan adalah seorang wanita yang hilang dalam kasus kejahatan yang mengejutkan Inggris.

Wayne Couzens (48), seorang petugas Kepolisian Inggris di unit elit perlindungan diplomatik, dituduh membunuh eksekutif pemasaran berusia 33 tahun bernama Sarah Everard, kata kepolisian.


Everard menghilang saat berjalan pulang di London selatan pada malam hari tanggal 3 Maret. Seminggu kemudian Couzens ditangkap. Gelombang kritik mengenai keselamatan perempuan langsung melanda Inggris.


"Menyusul rujukan bukti dari kepolisian terkait dengan kematian Sarah Everard, CPS telah memberi wewenang kepada polisi untuk menuntut Wayne Couzens dengan pembunuhan dan penculikan," kata Rosemary Ainslie, dari Crown Prosecution Service (CPS), seperti yang dikutip dari AFP.


Couzens, yang ditangkap Selasa (9/3) malam di Kent, tenggara Inggris - tempat dia tinggal dan jenazah Everand ditemukan keesokan harinya - dijadwalkan muncul Sabtu (13/3) di Pengadilan Magistrat Westminster.


Ia dikenai tuduhan dalam beberapa jam setelah polisi mengonfirmasi bahwa mayat, yang ditemukan di daerah hutan di Ashford, Kent, Rabu (10/3) malam telah diidentifikasi sebagai Everard.


Para pejabat juga mengungkapkan, Couzens telah kembali dirawat di rumah sakit Jumat dengan cedera kepala, sehari setelah dirawat sebentar di rumah sakit karena cedera serupa yang dideritanya saat "sendirian di selnya".


Kantor Independen untuk Perilaku Polisi (IOPC), pengawas yang menangani keluhan kepolisian, sedang menyelidiki penanganan kasus ini, termasuk bagaimana Couzens akhirnya membutuhkan perawatan di rumah sakit.


Kasus luar biasa


Kasus tersebut telah memicu kemarahan yang meluas di Inggris, dengan anggota parlemen Jess Phillips pada hari Kamis membacakan nama-nama 118 wanita dan gadis yang tewas di Inggris pada tahun lalu.


"Wanita mati seperti hal yang bisa kita terima sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari," kata Phillips, membaca nama-nama korban yang pembunuhannya melibatkan seorang pria yang didakwa atau dihukum.


"Wanita yang terbunuh seperti bukanlah hal yang langka. Wanita yang dibunuh seperti hal biasa," tambahnya.


Dalam langkah yang tidak biasa, yang menurut Kepolisian Inggris diambil "demi kejelasan tentang kasus luar biasa ini", para pejabat mengungkapkan rincian tentang pekerjaan Couzens.


Dia bergabung dengan Met, kepolisian terbesar Inggris, pada September 2018 dan dikirim ke tim tanggap darurat yang mencakup beberapa bagian tenggara London.


Dia kemudian pindah ke komando perlindungan parlementer dan diplomatik, sebuah unit bersenjata, pada Februari tahun lalu.


"Peran utamanya adalah pada tugas patroli berseragam di tempat diplomatik, terutama di berbagai kedutaan," kata polisi dilansir dari CNNIndonesia.com, Sabtu, 13 Maret 2021.


Sementara itu, aksi solidaritas yang direncanakan pada hari Sabtu di selatan London dan di tempat lain untuk menghormati Everard ditangguhkan, setelah hakim Pengadilan Tinggi menolak izin penyelenggaraannya di bawah pembatasan virus corona.


Reclaim These Streets, sebuah relawan kolektif yang merencanakan aksi dengan jarak fisik, mendesak polisi untuk bekerja sama dengan penyelenggara untuk memastikan aksi bisa digelar.


Tapi Met mengatakan hakim telah menegaskan bahwa pertemuan besar saat ini melanggar hukum dan mendesak orang untuk "menemukan cara yang sah dan lebih aman untuk mengekspresikan pandangan Anda". (AFP/CNNI)



Share:
Komentar

Berita Terkini