Lima Perusahaan China Masuk Daftar Ancaman Keamanan AS

REDAKSI
Sabtu, 13 Maret 2021 - 15:32
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. (CNNIndonesia.com)


Mediaapakabar.comKomisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat (AS) memasukkan lima perusahaan China dalam kategori ancaman terhadap keamanan nasional di bawah Undang-undang 2019 yang bertujuan melindungi jaringan komunikasi AS.

Perusahaan-perusahaan itu di antaranya Huawei Technologies Co, ZTE Corp, Hytera Communications Corp, Hangzhou Hikvision Digital Technology Co dan Zhejiang Dahua Technology Co.


Dilansir Reuters pada Sabtu (13/3/2021), undang-undang tahun 2019 mewajibkan FCC untuk mengidentifikasi perusahaan yang memproduksi peralatan dan layanan telekomunikasi yang terbukti menimbulkan risiko yang mengganggu keamanan nasional AS.


"Daftar ini memberikan panduan penting yang akan memastikan, karena jaringan generasi mendatang dibangun di seluruh negeri, mereka tidak mengulangi kesalahan di masa lalu atau menggunakan peralatan atau layanan yang akan menimbulkan ancaman untuk keamanan nasional AS atau keamanan dan keselamatan orang Amerika," ujar Pejabat Ketua FFC Jessica Rosenworcel.


Tahun lalu, FCC menunjuk Huawei dan ZTE sebagai ancaman keamanan nasional terhadap jaringan komunikasi.


FFC juga mengumumkan larangan perusahaan-perusahaan AS untuk menggunakan US$8,3 miliar dana pemerintah guna membeli peralatan dari perusahaan tersebut.


Pada Desember 2020, FFC lalu menyelesaikan aturan yang mewajibkan operator mengganti seluruh peralatan ZTE atau Huawei mereka. Untuk mendanai program tersebut, anggota parlemen AS menyetujui anggaran US$1,9 miliar.


Pada Februari, Huawei lantas menggugat pernyataan tersebut dalam petisi yang diajukan ke Pengadilan Banding Sirkuit AS Kelima. Huawei menolak berkomentar tentang penunjukan FCC baru tersebut.


Sementara Hikvision mengatakan bahwa pihaknya sangat menentang keputusan FCC dan mempertimbangkan semua opsi tentang cara terbaik menangani penunjukan yang tidak berdasar ini.


"Hikvision tidak termasuk dalam daftar jaringan generasi mendatang," ucap manajemen perusahaan.


Tiga perusahaan lainnya tidak berkomentar atau tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. (Reuters/CNNI)



Share:
Komentar

Berita Terkini