Instagram, Aplikasi yang Paling Banyak Umbar Data Pribadi

REDAKSI
Selasa, 09 Maret 2021 - 11:17
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. Instagram dan Facebook dinobatkan sebagai aplikasi yang paling banyak umbar data pribadi pengguna ke pihak ketiga. (AFP)

Mediaapakabar.com - Instagram dan Facebook disebut sebagai aplikasi yang paling banyak membagikan data pribadi pengguna dengan perusahaan lain.

Data yang dikumpulkan oleh keduanya berkisar pada tanggal lahir pengguna hingga kebiasaan pengguna mulai membuka aplikasi.


"Raksasa media sosial seperti Instagram dan Facebook bertujuan untuk mengoleksi data pengguna sebanyak mungkin, ketimbang mengutamakan menjaga privasi mereka," jelas Ivan Dimitrov, manajer pemasaran digital di pCloud dilansir dari CNNIndonesia.com, Selasa (09/03/2021).


Sebanyak 79 persen data pengguna Instagram dibagi ke perusahaan lain. Perusahaan induk Instagram, Facebook, berada di posisi kedua dengan memberikan 57 persen data pengguna. Sementara LinkedIn dan Uber Eats sama-sama menjual 50 persen data pengguna mereka.


Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan penyedia layanan penyimpanan awan (cloud storage), pCloud. Penyimpanan awan adalah layanan yang serupa Apple iCloud dan Google Drive.


Perusahaan ini melakukan analisis aplikasi apa saja yang kerap membagikan data pribadi pengguna. Studi ini dibuat berdasarkan label privasi Apple yang baru diterapkan di App Store. Mereka melakukan studi ini berdasarkan tiga kategori, yaitu pelacakan, iklan pihak ketiga, dan berdasarkan iklan pengembang atau pemasaran.


Untuk apa kumpulkan data pribadi?


Secara keseluruhan, 52 persen dari aplikasi yang ada saat ini memang membagikan data pengguna dengan pihak ketiga. Aplikasi-aplikasi yang dianalisis pCloud merupakan aplikasi yang kerap digunakan pengguna sehari-hari.


Pihak ketiga yang dimaksud bisa jadi terkait perusahaan lain yang terhubung dengan perusahaan yang menjalankan aplikasi tertentu. Pihak ketiga ini juga bisa jadi mereka yang membayar sejumlah uang untuk mengakses data pengguna.


Studi pCloud juga menyebut 80 persen aplikasi menggunakan data pengguna ini untuk pemasaran. Misal digunakan untuk menayangkan iklan layanan mereka sendiri di platform lain, serta iklan di dalam aplikasi untuk meraup keuntungan, seperti dilansir Tech Radar. 


Facebook dan Instagram menduduki puncak daftar aplikasi yang mengumpulkan data pengguna untuk keuntungan mereka sendiri dan kedua layanan tersebut menggunakan 86 persen data pengguna mereka untuk menjual produk mereka sendiri dan menayangkan iklan yang relevan atas nama orang lain.


"Meskipun terkadang aplikasi perlu menyampaikan informasi tertentu kepada pihak ketiga untuk membantu mereka menyediakan layanan, (tapi) sejumlah besar aplikasi sebenarnya melakukannya untuk keuntungan mereka sendiri, bukan penggunanya," kata Dimitrov seperti dikutip Forbes.


"Mengambil keuntungan dengan berbagi informasi pribadi menjadi lebih berkembang biak dalam praktik online modern."


Aplikasi yang paling baik jaga data pengguna

Sementara itu, sejumlah aplikasi lain dianggap memiliki kebijakan paling baik untuk melindungi data pribadi pengguna.


Signal, Clubhouse, Netflix, Microsoft Teams, Google Classroom, Shazam, Etsy, Skype, Boohoo, Amtrack, Zoom, Shop dan IRS2Go all disebut tidak mengumpulkan data tentang penggunanya.


Perusahaan juga memberi peringkat lebih dari 100 aplikasi paling populer di dunia berdasarkan seberapa invasif mereka untuk mengungkapkan bahwa Instagram, Facebook, Uber Eats, Trainline, dan eBay melacak persentase data pribadi tertinggi secara keseluruhan.


Meski suatu aplikasi dinilai nyaman digunakan, namun pengguna mesti mempertimbangkan keamanan data pengguna sebelum mengunduh di App Store atau Google Play Store. (CNNI/MC)

Share:
Komentar

Berita Terkini