Disebut 'Pembunuh', Putin Tantang Biden Bicara Empat Mata

REDAKSI
Jumat, 19 Maret 2021 - 11:20
kali dibaca
Ket Foto : Presiden Rusia Vladimir Putin. (AFP)


Mediaapakabar.comPresiden Rusia Vladimir Putin menantang Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk berbicara empat mata secara virtual dan langsung disiarkan publik setelah dirinya disebut "pembunuh".

Berbicara di televisi pada Kamis (18/3/2021), Putin menganggap omongan Biden merupakan bualan taman kanak-kanak.


Putin mengatakan dia terakhir kali berbicara dengan Biden melalui telepon atas permintaan Gedung Putih pada 26 Januari lalu, beberapa hari usai Biden dilantik sebagai Presiden AS.


Putin mengatakan keduanya harus segera berbicara empat mata secara virtual dan disiarkan langsung pada hari ini, Jumat (19/3/2021) atau awal pekan depan.


"Saya ingin menawarkan kepada Presiden Biden bahwa kita melanjutkan diskusi kita, tetapi dengan syarat kita melakukannya secara langsung, online, tanpa penundaan," kata Putin seperti dikutip Reuters dari halaman CNNIndonesia.com, Jumat 19 Maret 2021.


Relasi AS-Rusia kembali meruncing setelah laporan intelijen AS menyebut Rusia mencoba campur tangan dalam pilpres 2020 dan merugikan pencalonan Biden.


Dalam sebuah wawancara dengan ABC News, Biden menegaskan bahwa Putin akan membayar konsekuensi atas campur tangan Rusia tersebut.


Dalam wawancara itu, ketika ditanya apakah menurutnya Putin adalah pembunuh, Biden pun menjawab "Ya, (saya menganggapnya pembunuh)."


Menanggapi tuduhan Biden, dalam wawancara televisi kemarin Putin pun menyebut Biden munafik. Ia mengatakan Biden telah menuduhnya melakukan sesuatu yang sebenarnya dilakukan oleh sang presiden AS sendiri.


"Saya ingat di masa kecil saya, ketika kami bertengkar di halaman, kami biasa berkata: dia yang mengatakannya, dia lah pula yang melakukannya. Dan itu bukan kebetulan, bukan hanya ucapan atau lelucon anak-anak. Makna psikologis di sini sangat dalam," ujar Putin.


Putin juga menyinggung tentang sejarah AS, di mana penduduk Amerika telah melakukan genosida dan perbudakan terhadap orang kulit hitam. Ia juga mengatakan AS lah yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada akhir Perang Dunia II.


"Mereka (AS) mengira kami seperti mereka, tetapi kami berbeda. Kami memiliki genetik dan budaya moral yang berbeda," kata Putin.


Akibat perseteruan Putin-Biden ini, Rusia memutuskan menarik duta besarnya di Washington D.C pulang. (Reuters/CNNI)

Share:
Komentar

Berita Terkini