Banjir Melanda Penjuru DKI, Warga: Tahun Ini Lebih Parah Dibanding Sebelumnya

REDAKSI
Sabtu, 20 Februari 2021 - 11:54
kali dibaca
Ket Foto : Ilustrasi. Warga di berbagai penjuru DKI Jakarta mengaku merasakan banjir tahun ini lebih parah dibanding sebelumnya. (Antara)

Mediaapakabar.com
Warga di berbagai penjuru DKI Jakarta mengaku merasakan banjir tahun ini lebih parah dibanding sebelumnya, setelah rumah dan tempat usaha mereka tergenang usai hujan selama beberapa waktu terakhir.

Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo adalah salah satu yang merasakan situasi banjir tahun ini yang makin parah. Ia tinggal di RT05/RW09, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.


Dilansir dari CNNIndonesia.com, Yudi menyebut banjir di kawasan rumahnya sudah terjadi sejak kemarin, Jumat (19/2), dan sempat surut. Namun pada pukul 22.00 WIB tadi malam, hujan deras membuat air kembali tergenang sejak pukul 01.00 WIB dini hari tadi.


"Semakin tinggi, termasuk sampai saat ini banjirnya melebihi banjir pada hari kemarin. Termasuk juga di rumah saya yang ketika hari kemarin banjir belum masuk, namun sekarang sudah masuk," kata Yudi, Sabtu (20/2/2021).


Kondisi itu memaksa Yudi mengungsikan diri serta istri juga anak ke rumah kerabat yang lain. Ia juga menyebut warga lain di pemukimannya juga ikut mengungsi karena listrik telah dipadamkan.


Yudi menyebut banjir seperti ini juga sempat terjadi pada awal dan akhir 2020. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, Yudi tak pernah merasakan banjir hingga masuk ke dalam rumah seperti beberapa waktu terakhir.


Pengalaman serupa juga dialami Debby, warga Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Genangan air sudah masuk ke dalam rumahnya sejak pukul 03.00 WIB dini hari. Sempat surut pukul 06.00 WIB, namun air kini kembali naik.


Debby menyebut genangan yang masuk ke dalam rumah mencapai ketinggian sekitar 10 sentimeter atau semata kaki. Namun banjir di depan rumah sudah mencapai ketinggian 50 sentimeter atau sekitar setara dengkul orang dewasa. Alhasil, warga sekitar harus memarkir mobil dan motornya ke tempat lain.


"Jam 12-an [malam] itu saya keluar sudah banjir setengah ban mobil. Akhirnya kami pindahan mobil," sebutnya, Sabtu (20/2/2021).


Debby mengaku heran dengan banjir kali ini. Ia menyebut banjir kali ini adalah yang pertama kali ia rasakan selama tinggal di kawasan tersebut. Sebelumnya, tak pernah ia merasakan banjir di daerah itu.


"Kata mama saya, selama 40 tahun enggak pernah banjir sampai masuk ke rumah seperti ini," lanjutnya.


Banjir Lebih Hebat

Sementara itu, Cecep, warga RT07/RW01 di Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengaku banjir sudah jadi makanan musim penghujan di wilayahnya. Tapi tahun ini, ketinggian banjir jauh lebih hebat.


Cecep menyebut pada tahun-tahun sebelumnya banjir tak masuk ke rumah. Terlebih karena rumahnya berada di wilayah kawasan yang lebih tinggi. Namun sejak pukul 06.00 WIB tadi, genangan air di rumahnya sudah mencapai 40 sentimeter dan belum juga surut.


Banjir sendiri sudah mulai menggenang sejak pukul 01.30 WIB dini hari. Cecep bercerita, ia dan warga setempat belum bisa tidur sejak tadi malam karena mengurus banjir. Beberapa warga yang rumahnya terendam banjir hingga 1 meter harus mengungsi di Posyandu setempat.


"Kalau banjir seperti ini, sampai ke [perumahan yang di] atas dan masuk ke dalam [rumah], ini seperti tahun 2007. Tahun lalu nggak sampai masuk ke dalam. Sampai sekarang belum surut," kata Cecep.


Karena banjir terjadi secara tiba-tiba, banyak barang warga yang akhirnya terendam banjir. Ia mengatakan semalaman warga berusaha menyelamatkan harta benda dan memindahkan kendaraan bermotor di gang perumahan yang tidak terdampak banjir.


Selain menggenangi rumah warga, banjir juga ditemukan merendam lantai dasar PD Pasar Jaya Cipulir, Jakarta Selatan.


Rully, salah satu pemilik ruko di pasar itu, mengatakan banjir sudah masuk ke dalam pasar sejak pukul 03.00 WIB. Pada subuh atau sekitar 4.30 WIB, banjir terus naik hingga setinggi pinggang orang dewasa.


Saat ini, kata Rully, aktivitas pasar lumpuh total. Para pemilik ruko termasuk dirinya langsung berdatangan ke pasar sejak pagi tadi untuk menyelamatkan barang-barang jualan mereka. Listrik pun sudah mati dan sinyal susah didapat.


"Saya ke pasar memang mau menyelamatkan barang yang di lantai dasar. Karena sudah banyak pengalaman kalau terendam barang kerugian lumayan. Ditambah kondisi ekonomi sekarang kan juga lagi kacau balau," ucapnya.


Ia bercerita banyak rekan pemilik toko lain yang barang-barangnya tak terselamatkan. Banjir seperti ini pernah dirasakan Rully pada awal 2020. Namun sejak itu, banjir dengan intensitas sehebat ini belum pernah ia rasakan lagi di wilayah pasar itu.


Eki (30) salah satu warga yang rumahnya kebanjiran di Kemang Utara,  mengatakan kalau kondisi ini terakhir kali terjadi pada Januari 2020. Tapi sebelumnya itu hanya terjadi 5 tahun sekali. Tahun lalu puncak banjir yg paling besar menurutnya, dan ia tak menyangka malah terjadi lagi pada tahun ini.


"Rumah di bawah (dekat Pasar Kambing Kemang) sudah banyak yang hanya terlihat atapnya saja. Ga nyangka banjir tahun lalu keulang lagi sekarang, kirain udah ditanganin sama Anies. Banjir juga makin tinggi sejak apartemen ini (Lippo Mall Mampang) dibangun seinget saya. Dulu ada lahan penyerapan di situ, jadi air masih bisa lari ke sana," kata Eki.


Warga Kemang Utara yang memiliki kendaraan bermotor juga sudah mengungsikan mobil dan motornya ke tempat lebih tinggi sejak pagi. Saat ini pos pengungsian berlokasi di depan pintu masuk samping Lippo Mall Mampang (RS Siloam). (CNNI/MC)


Share:
Komentar

Berita Terkini