Wilmar Simanjorang: Danau Toba Tak Perlu Hotel Berbintang, Benahi Rumah Batak

armen
Senin, 21 Desember 2020 - 16:39
kali dibaca





Wilmar Simanjorang. (Foto: Tagar/Facebook)

Mediaapakabar.com
-Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak investor dari Cina untuk membangun hotel berbintang di Kawasan Danau Toba. Kritik pun datang dari Wilmar Simanjorang, Pejabat Bupati Samosir 2004-2005.

Wilmar yang juga pengurus Badan Pengelola Toba Caldera Unesco Global Geopark Sumatera Utara, mengatakan mendatangkan investor dari Cina seperti disampaikan Luhut, bukan hal yang penting untuk Danau Toba saat ini.

Yang dipentingkan Toba saat ini ialah bagaimana merawat dan memulihkan kawasan Danau Toba ini menjadi tao nauli, agar kembali kejayaan di mana Danau Toba dikunjungi banyak wisatawan," kata Wilmar, Sabtu, 19 Desember 2020.

Jadi kata Wilmar, harus dikurangi pengaruh-pengaruh luar yang merugikan. Justru setelah menjadi unesco global geopark, dengan demikian yang menjadi harapan Unesco adalah bagaimana memelihara kekayaan Toba ini.

"Jadi kalau ini dipelihara, maka keindahan dari Danau Toba itu terpelihara. Sehingga kembalilah pada kunjungan-kunjungan wisatawan seperti tahun 80-an," ungkapnya.

Maka sambung dia, mendesak diperbaiki kerusakan lingkungan, perbaikan infrastruktur, dan sumber daya manusianya agar semakin arif bijaksana sesuai dengan adat istiadat yang diwariskan enek moyang dulunya.

Dengan demikian keaslian, dan keunikan itu yang perlu. Bukan hotel bintang seribu, atau bintang kejora, yang justru nanti membawa banyak kerugian kepada lingkungan, dan kerugian terutama budaya Batak.

"Sehingga kalau investor dari Cina yang berkuasa, maka orang-orang Toba nanti menjadi tukang laundry, dan tukang parkir. Menurut hemat kami, yang perlu sekarang ini dibenahi adalah home stay-home stay, rumah Batak-rumah Batak direnovasi atau direvitalisasi. Itu aja, sehingga nanti kunjungan semakin banyak. Lalu atraksinya," tukasnya.

Dia lalu menyebut, kalau hanya untuk sekadar membangun hotel berbintang, orang-orang lokal juga sudah mampu, seperti Hutahean membangun Hotel Labersa bintang empat di Balige, atau keluarga Sihar Sitorus dll.

Jadi ide yang akan mendatangkan investor ini, sambung Wilmar, harus juga melihat pengalaman di Bali. Di mana mereka sekarang menurut peneltian ahli dari Prancis, meski pariwisata di Bali berkembang, tetapi mereka mengalami kesulitan mencari lahan untuk mereka sendiri, belum lagi mulai tergerusnya budaya asli

Sumber :tagar.id
Share:
Komentar

Berita Terkini