Waspada, Ini 9 Gejala COVID-19 yang Kerap Diabaikan

armen
Minggu, 27 Desember 2020 - 20:29
kali dibaca



Virus Corona COVID-19. (Foto: Agung Mardika)

Mediaapakabar.com
-  Virus Corona dapat menyebar dengan cepat dan mungkin tanpa disadari kamu sudah terinfeksi virus tersebut. Saat terinfeksi, umumnya gejala COVID-19 yang muncul bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Biasanya orang yang terkena COVID-19 akan mengalami gejala demam, batuk, dan sesak napas. Namun, tak sedikit juga orang yang tidak mengalami gejala COVID-19 saat dinyatakan positif Corona.

Dikutip dari Cosmopolitan, ahli jantung dari London, Dr Dominic Pimenta, mengatakan bahwa jumlah pasien Corona yang bergejala ringan bisa mencapai 80 persen.

"Kami semua mengetahui gejala khas COVID (demam tinggi dan batuk kering), tetapi banyak juga pasien (hingga 80 persen) memiliki gejala yang sangat ringan atau tak ada gejala sama sekali. Ketika gejala benar-benar terjadi, demam dan batuk muncul pada sekitar 50 persen dan 60 persen pasien," ujar Pimenta.

Maka dari itu, dirangkum detikcom dari berbagai sumber, berikut 9 gejala yang bisa menjadi pertama kamu sudah terkena COVID-19.

1. Sakit kepala berulang
Dikutip dari Cosmopolitan, ahli jantung dari London, Dr Dominic Pimenta, mengatakan bahwa sebanyak 70 persen pasien Corona kerap mengalami sakit kepala.

Meski sakit kepala bukanlah gejala utama dari COVID-19, namun apabila kamu kerap merasakan sakit kepala yang berulang, maka itu bisa menjadi pertanda kamu sudah terinfeksi virus Corona.

Apabila seperti itu, ada baiknya kamu segera melakukan tes Corona untuk mengecek apakah kamu sedang terinfeksi virus Corona atau tidak.

2. Kadang merasa sesak
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA menemukan bahwa gejala sesak napas akibat infeksi virus Corona dapat bertahan lama. Kemungkinan ini disebabkan oleh adanya peradangan yang berlangsung cukup lama di paru-paru.

"Kalau sudah begini, mungkin penyakit yang kamu alami sebelumnya adalah COVID," kata Schaffner.

3. Batuk yang tak kunjung sembuh
Batuk yang berkepanjangan merupakan salah satu gejala COVID-19 yang dilaporkan oleh sejumlah pasien Corona yang berpartisipasi dalam penelitian JAMA.

Menurut Adalja, batuk yang terjadi adalah batuk kering, artinya, tidak ada dahak atau lendir. Selain itu, data dari CDC menunjukkan bahwa 43 persen pasien Corona mengalami batuk 14-21 hari setelah terinfeksi virus.

4. Flu yang parah

Dikutip dari Prevention, sebuah studi dari University of Texas menemukan bahwa setiap dua kasus flu di Amerika Serikat (AS), ada satu kasus COVID-19.

Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis hasil swab orang yang dicurigai memiliki flu pada musim dingin akhir tahun 2019 di AS. Hasilnya, ditemukan setiap dua kasus flu, ada satu kasus COVID-19. Para peneliti pun meyakini bahwa COVID-19 kemungkinan sudah menyebar di AS pada akhir tahun lalu.

Meski begitu, Dr William Schaffner, MD, spesialis penyakit menular dari Vanderbilt University School of Medicine mengatakan bahwa sulit untuk membedakan flu dan COVID-10 tanpa melakukan tes. Namun, flu biasanya tidak menyebabkan sesak napas, sakit kepala, atau gejala gastrointestinal.

5. Muntah dan diare
Meski gejala ini jarang dibicarakan, namun sakit perut, mual, dan diare bisa menjadi pertanda kamu sudah terinfeksi virus Corona. Umumnya, pasien Corona yang mengalami gejala ini juga disertai dengan gejala COVID-19 lainnya.

Hanya 4 persen orang yang didiagnosis positif COVID-19 karena muntah dan diare sebagai gejala tunggal tanpa gejala penyerta.

6. Kelelahan
Apabila kamu merasa kelelahan selama sepekan terakhir, itu bisa menjadi pertanda kamu terkena COVID-19. Namun, kelelahan biasanya juga disertai dengan gejala COVID-19 lainnya.

Menurut studi yang diterbitkan di JAMA (Journal of the American Medical Association), kelelahan adalah salah satu efek yang bertahan lama setelah seseorang terinfeksi virus Corona.

Studi itu menemukan, sebanyak 53 persen pasien Corona mengalami kelelahan selama sekitar 60 hari setelah pertama kali mengalami gejala COVID-19.

7. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan memang bukan gejala utama COVID-19 dan gejala ini juga bisa terjadi pada penyakit lain selain infeksi virus Corona. Namun, faktanya sebanyak 52,9 persen pasien Corona menderita sakit tenggorokan.

8. Kehilangan indra penciuman dan perasa
Meski tak semua pasien Corona mengalami kehilangan indra penciuman dan perasa, pakar penyakit menular Dr Amesh A Adalja, MD, mengatakan bahwa gejala ini sangat berkaitan dengan infeksi virus Corona.

Data awal dari American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS) menemukan bahwa sebagian besar pasien Corona membutuhkan waktu sepuluh hari agar gejala ini bisa membaik.

Namun, para ahli juga mengatakan bahwa gejala hilangnya indra penciuman dan perasa pada beberapa orang bisa berlangsung selama berbulan-bulan setelah pulih dari COVID-19.

9. Kerontokan rambut yang tak bisa dijelaskan
Anggota dari Survivor Corps (grup dukungan di Facebook untuk orang-orang yang terjangkit COVID-19) berbicara tentang mengalami rambut rontok selama berbulan-bulan usai pulih dari infeksi virus Corona.

Menurut Adalja, hal ini disebabkan oleh kondisi yang dikenal sebagai telogen effluvium dan dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kehamilan, stres yang ekstrem, penurunan berat badan, dan penyakit selain COVID-19.

Lebih lanjut, Adalja mengatakan bahwa rambut rontok tak bisa menjadi pertanda kamu sudah terinfeksi virus Corona apabila tidak disertai dengan gejala COVID-19 lainnya, seperti batuk atau demam. (detik.com)
Share:
Komentar

Berita Terkini