Peluncuran buku “Muleh: Tambo kampung Kolam zaman berzaman” karya Ismail Pong, dan buku kumpulan puisi “Pagi yang hilang” karya anak-anak kelas menulis di padepokan Iqro.
Mediaapakabar.com - Padepokan Iqro resmi meluncurkan buku berjudul “Muleh: Tambo kampung Kolam zaman berzaman” karya Ismail Pong, dan buku “Pagi yang hilang” kumpulan puisi sajak kampung.Lewat bukunya, Ismail
yang merupakan penggas Padepokan Iqro sekaligus ketua Forum TBM Sumatera
Utara ini menyampaikan gagasan mengenai pentingnya menuliskan kembali sejarah
kampung Kolam untuk menjaga tradisi budaya dan kearifan lokal yang masih ada
hingga kini.
“Muleh, sebuah yang
mengajak dan menuntun pikiran pembaca kembali pada maksa sejati kampung.
Menelusuri kampung Kolam zaman berzaman. Menyelam lebih daam dan jauh, mulai
dari hikayat masa lalu, potensi ekonomi, sosial, system kekerabatan, ragam
budaya dan bahasa, kekhasan kuliner, maupun tradisi dan tokoh-tokoh yang masih
menjaga hayatnya.
Oleh karenanya, sejarah
bukanlah untaian yang mesti dipasrahkan kepada masa lampau. Sejarah juga
mengandung makna sekarang, maka berpikirlah dan bertindaklah secara historis
untuk masa depan.” Tutur Ismail pada Prolog buku Muleh: Tambo kampung Kolam zaman
berzaman.
Buku kedua berjudul “Pagi
yang hilang” merupakan kumpulan 71 puisi karya anak-anak kelas menulis di
padepokan Iqro. Buku ini mengenalkan potensi, kondisi, dan sejarah kampung
melalui karya sastra puisi. Para pambaca akan dibawa berimajinasi mengenali
seteiap sudut kampung melalui bait-bait sastra puisi dalam buku ini.
Terdiri
dari 6 BAB
Penyerahan buku “Muleh” dan “Pagi yang hilang”
kepada pihak PT.PLN (Persero) UP2B Sumabut sebagai hasil dari dukungan program
CSR tahun 2020 kepada Padepokan Iqro
Tampak hadir Ir. Zainul Arifin, tim perwakilan PT.PLN (Persero)
UP2B Sumatera Bagian Utara. “Kami sangat
bangga bahwa Padepokan Iqro yang telah didukung oleh program CSR PT.PLN
(Persero) UP2B Sumbagut sejak 2 tahun lalu semakin berkembang sampai sekarang.
Dan tahun ini CSR kami mendukung untuk program kelas menulis di padpeokan Iqro.
Dengan diluncurkanya 2 buku ini, berbarti anak-anak dan generasi muda yang
dibimbing padepokan Iqro telah berhasil berkarya. Menulis berarti akan diingat
selamanya sampai hari kiamat,” tegas Zainul Arifin dalam sambutanya.
Gagasan Muleh; Tambo kampung Kolam zaman berzaman dipetakan Ismail
menjadi enam bab dalam bukunya. Mulai dari asal muasal berdirinya kampung
Kolam, bangunan bersejarah, system
sosial, potensi, komunitas, tokoh-tokoh, dan cerita tentang kondisi desa di
masa pandemic Covid-19.
Perjalanan Ismail yang
memiliki latar belakang unik sebagai aktivis pemberdayaan masyarakat dan pegiat
literasi, semakin memperkaya isi buku ini. Melalui buku ini ia mengajak bagaimana
memandang desa sebagai entitas yang harus dikembangan dari brbagai aspek
kehidupan dan tetap menjaga keutuhan kearifan lokalnya.
Khasanah
bagi Komunitas literasi sejarah, pemberdayaan masyarakat dan profesi Lainnya
Tren saat ini, pembangunan menuju pada era digital dan teknoligi
informasi yang semakin pesat. tak terelakan desa juga harus mengikuti
perkembangan zaman. Namun disisi lain, tantangan mempertahankan kearifan lokal
menjadi sesuatu yang penting untuk dipertahankan ditengah era globalisasi saat
ini, agar generasi muda mengenal sejarah dan potensi lokalya.
“Buku ini hadir tepat
waktu.Di tengah arus globalisasi dan fenomena informasi media sosial yang tak
terbendung, buku lah yang bisa dijadikan sebagai referensi yang bisa dipertanggungjawabkan,
tidak seperti informasi di medsos,” ujar Misran Sihaloho Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip kabupaten Deli Serdang.“dengan peluncuran dua
buku ini, Padepokan Iqro telah terbukti mampu menjalankan fungsi-funsgi sebagai
sebuah perpustakaan desa, yaitu fungsi pendidikan, fungsi penelitian, dan
fungsi pelestarian budaya,” tambahnya.(arf)