Bursa Calon Kapolri , IPW Sebut Delapan Pati Polri Ini Berpeluang Gantikan Idham Azis

armen
Senin, 23 November 2020 - 16:30
kali dibaca


gedung Mabes POLRI. merdeka.com/Imam Buhori

Mediaapakabar.com-
Bursa calon Kapolri memunculkan sejumlah nama pati Polri. Mereka antre menunggu kesempatan menduduki posisi tertinggi pada Januari 2021. Jejak rekam para jenderal polisi ini menjadi sorotan.

Waktu pensiun Kapolri Jenderal Idham Azis semakin dekat. Januari 2021 akan menjadi masa peralihan. Sudah ada beberapa nama calon Kapolri menggantikan pria asal Sulawesi Selatan itu. Bukan hanya bintang tiga. Para polisi bintang dua pun turut meramaikan.

Indonesia Police Watch (IPW) melihat bursa calon Kapolri bakal semakin memanas memasuki Desember 2020. Hasil pemantauan, awalnya ada delapan pati Polri berpeluang besar menggantikan Kapolri Idham Azis nanti

Mereka adalah Komjen Rycko Amelza Dahniel (Kabaintelkam), Komjen Agus Andrianto (Kabaharkam), Komjen Boy Rafly (Kepala BNPT), Komjen Listyo Sigit Prabowo (Kabareskrim), dan Komjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri). Kemudian untuk bintang dua ada Irjen Nana Sudjana (Eks Kapolda Metro Jaya), Irjen Ahmad Lufti (Kapolda Jateng), dan Irjen Fadhil Imran (Kapolda Metro Jaya). Belakangan bertambah lagi satu nama, yakni Irjen Dofiri (Kapolda Jabar).

Presidium IPW Neta S Pane, menyebut sederet nama pati Polri itu memiliki peluang sama. Termasuk bagi pati bintang dua yang berpeluang naik menjadi bintang tiga pada Desember 2020 nanti. Ini dikarenakan ada dua bintang tiga Polri memasuki masa pensiun, yakni Sestama Lemhanas Komjen Pol Didid Widjanardi dan Kepala BNN Komjen Heru.

"Artinya, siapa bintang dua yang naik menjadi bintang tiga diperkirakan punya potensi kuat menjadi Kapolri pengganti Idham Azis," ujar Neta kepada merdeka.com, Jumat pekan lalu.

Nama paling santer bakal diberi kesempatan naik menjadi bintang tiga adalah Irjen Nana Sudjana. Kabar kedekatan Irjen Nana dengan Presiden Joko Widodo menjadi salah satu pertimbangan. Namun, baru-baru ini dia baru kena rotasi dari jabatan Kapolda Metro Jaya akibat kerumunan massa Habib Rizieq Shihab di Petamburan. Surat pencopotan langsung dari Kapolri Idham Azis.

Kemudian ada juga nama Irjen Fadil Imran yang kini menggantikan posisi Irjen Nana di Kapolda Metro Jaya. Waktu pensiun yang terhitung hingga 2024, membuat namanya cukup santer menjadi Kapolri di masa depan.

Dari sederet bursa calon Kapolri, kata Neta, nama Gatot cukup besar berpeluang. Sebelum terpilih Idham Azis sebagai Kapolri, Gatot sempat digadang-gadang menduduki posisi tertinggi di kepolisian itu. Sayang kesempatan belum didapat. Presiden Jokowi dan atas kesepakatan DPR, kemudian menunjuknya sebagai Wakil Kapolri.

"Potensi Gatot untuk jadi Kapolri cukup besar dibanding jenderal-jenderal lain, mengingat dia menjabat sebagai Wakapolri yang tinggal selangkah lagi menjadi Kapolri," ujar Neta.

Sejauh ini Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sudah memberikan masukan kepada Presiden Jokowi terkait rekam jejak para calon Kapolri. Sebagai lembaga yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab pada presiden, para anggota Kompolnas bertugas memberika pertimbangan kepada kepala negara terkait pengangkatan dan pemberhentian Kapolri sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002.

Dalam UU itu, calon Kapolri adalah perwira tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan karier. Dalam memberikan nama-nama calon Kapolri, Kompolnas wajib mencantumkan jenjang kepangkatan ialah prinsip senioritas dalam arti penyandang pangkat tertinggi di bawah Kapolri.

Tak hanya itu, jenjang karier pun ikut diperhatikan. Sehingga pengalaman penugasan dari perwira tinggi calon Kapolri pada berbagai bidang profesi Kepolisian atau berbagai macam jabatan di Kepolisian. "Kompolnas akan melihat data track record dan prestasi calon-calon Kapolri, dan akan memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk calon-calon yang track record dan prestasinya terbaik," kata anggota Kompolnas Poengky kepada merdeka.com, Kamis pekan lalu.

Adapun beberapa nama calon Kapolri sudah disampaikan kepada presiden masih dirahasiakan. Terkait nama yang beredar pun tidak ditanggapi. "Belum waktunya dibuka," tegas dia.

Sumber :Merdeka.com
Share:
Komentar

Berita Terkini