Peluncuran buku ini dikaitkan dengan gelaran
budaya daerah dalam rangka peresmian perpindahan Taman Budaya Sumut (TBSU) dari
Jln Perintis Kemerdekaan (aset Pemko Medan) ke Tapian Daya Medan.
Didampingi
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumut-Aceh Irini Dewanti,
Kadisbudpar Sumut Ria Telaumbanua, Dirut Bank Sumut M. Budi Utomo dan Kepala
Taman Budaya Sumut (TBSU) Rahmad Sahputra Harahap, Gubsu Edy Rahmayadi menyebutkan, cakap Anak
Medan merupakan salah satu kekayaan budaya Sumatera Utara. Karenanya,
penerbitan buku Kamus Cakap Anak Medan sangat diapresiasi dalam upaya
pendokumentasian dan pelestarian kekayaan budaya tersebut.
“Saya apresiasi
atas penerbitan buku Kamus Cakap Anak Medan ini,” ujar Gubsu Edy Rahmayadi.
Turut hadir Pjs.
Walkot Medan Arif S. Trinugroho, Pjs. Bupati Sergei H. Irman, Pjs. Bupati
Samosir Lasro Marbun, Konjen Malaysia di Medan YM Aiyub bin Omar, Komisaris
Bank Sumut Rudi Siregar, Komisaris PTPN IV Osmar Tanjung, Kepala Museum
Perkebunan Sri Hartini serta ratusan undangan.
Buku yang disusun oleh Wartawan Senior Choking Susilo Sakeh dan
editor Osmar Tanjung itu, pada cetakan pertama ini berisikan sekitar 1.300
kosakata Cakap Anak Medan. Pada edisi cetakan berikutnya, diharapkan dapat menampung
lebih banyak lagi kosakata Cakap Anak Medan. Edisi perdana ini mendapat
dukungan penuh BPNB Sumut-Aceh, Bank Sumut dan Deli Heritage Society.
Sementara itu Pjs.Wali Kota
Medan Arief S. Trinugroho berharap, kehadiran
buku ini dapat memberikan manfaat sekaligus menjadi suatu kebanggaan
karena Kota Medan memiliki bahasa yang punya ciri khas tersendiri.
Pjs Wali Kota Medan juga menyampaikan
apresiasi dan terima kasihnya kepada penyusun Kamus Cakap Anak Medan tersebut,
karena telah memberi kontribusinya bagi Kota Medan melalui penulisan buku
tersebut. “Dengan kehadiran buku ini, anak Medan semakin bangga dalam
menggunakan bahasa khasnya sekaligus memperkenalkannya kepada para
wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan,” harap Arif.Perpindahan TBSU
Menyangkut
perpindahan Taman Budaya Sumut (TBSU) dari Jln. Perintis Kemerdekaan ke komplek
Tapian Daya Medan, Gubsu Edy Rahmayadi mengatakan, Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terkenal
dengan keberagaman dan kaya seni budaya. Selain menjadi identitas, seni dan
budaya juga merupakan aset tidak ternilai yang harus dilindungi, sehingga tidak
tergerus oleh zaman dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Jika seni dan
budaya tergerus dan dilupakan, sama artinya dengan menghilangkan identitas
daerah kita Sumut. Untuk itu, Taman Budaya harus menjadi salah satu garda
terdepan dalam melindungi dan membangkitkan seni budaya kita,” ujar Gubernur
Sumut.
Seni dan
budaya, menurut Edy Rahmayadi, bisa menjadi salah satu modal pengembangan pariwisata.
Dicontohkannya, Tari Kecak di Bali menjadi ikon seni pertunjukan wisata yang
terkenal dan diburu wisatawan mancanegara. Artinya, jika dikelola dengan
maksimal, seni dan budaya berpotensi besar mendatangkan wisatawan.
“Saya yakin,
dengan kerja sama yang baik dan keinginan yang kuat, kita bisa majukan Sumut
dengan seni dan budaya. Saya harap dengan pindahnya Taman Budaya ke gedung
baru, semangat berkarya juga meningkat. Terkhusus kepada para seniman dan
budayawan Sumut, mari bersatu, kita gaungkan kekayaan seni dan budaya daerah
kita,” ajak Edy.
Acara ini diisi
dengan beragam tarian daerah, music Hendry Perangin-angin, Pak Pung Medan, dan ditutup
dengan gelaran musik "Swarasama" Irwansyah Harahap dkk berjudul
"equality in musical diversity".(rel/dn)