Mediaapakabar.com- Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memimpin rapat koordinasi persiapan Operasi Yustisi guna memaksimalkan penegakan disiplin protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Pelibatan TNI/Polri dalam mengambil langkah penindakan akan diperkuat dengan rencana pembuatan peraturan daerah (Perda).
Hal itu disampaikan Gubernur saat menggelar rapat bersama unsur Forkopimda Sumut di Pendopo Rumah Dinas, Jalan Jenderal Sudirman 41 Medan, Selasa (15/9).
Dengan adanya Perda dimaksud, kata Gubernur, maka peran penegakan disiplin protokol kesehatan oleh Satpol PP selama ini dapat lebih diperkuat dengan pelibatan TNI/Polri dalam hal penindakan pelanggar. Selanjutnya, pemerintah kabupaten/kota bisa membuat payung hukum yang serupa dalam memaksimalkan upaya tersebut.
Selain itu, Gubernur juga menegaskan kondisi di Kepulauan Nias saat ini menjadikan pemerintah mempertimbangkan pola isolasi di kawasan 5 kabupaten/kota itu. Di antaranya dengan memperketat pintu masuk bandara dan pelabuhan, meskipun tidak dilakukan penutupan.
Pengetatan tersebut, kata Gubernur, mengingat kenaikan jumlah positif Covid-19 di Kepulauan Nias. Karena itu, operasi yustisi dan penegakan hukum menjadi fokus pemerintah saat ini guna menekan angka terpapar Covid-19.
Usai rapat di Rumah Dinas, Gubernur langsung meninjau pelaksanaan Operasi Yustisi di Lapangan Merdeka Medan dalam rangka peningkatan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19 yang dilaksanakan Polri, TNI dan Satpol PP.
Edy Rahmayadi bersama Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, Pangdam I/BB Mayjend TNI Irwansyah melihat langsung hakim dari Pengadilan Negeri (PN) Medan bersama panitera melaksanakan sidang di tempat pada masyarakat pelanggar protokol kesehatan. "Kita akan memperbanyak titik operasi yustisi ini, diperluas ke 33 kabupaten/kota," ujar Edy Rahmayadi di sela-sela peninjauan.
Edy menyampaikan, sampai saat ini hakim hanya menjatuhkan hukuman sosial pada masyarakat pelanggar protokol kesehatan. Edy juga menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang terjaring operasi yustisi tersebut.
"Kita melihat belum ada kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan ini. Saat ini hakim masih menghukum nyanyi dan nyapu-nyapu saja," katanya(dd)