Dari hasil tes antibodi pada populasi yang memiliki kontak dekat dengan virus flu babi baru, diketahui sebanyak 10,4% pekerja di penjagalan dan peternakan babi telah terinfeksi. Foto/Ist |
Bukti penularan G4 terhadap manusia yang telah ditemukan oleh para ilmuwan adalah terinfeksinya para pekerja di industri peternakan babi di China.
Sebenarnya, mengutip situs Science Alert, Rabu (1/7/2020), penelitan yang dilakukan ilmuwan ini sudah dimulai sejak 2011 dan berlanjut hingga 2018. Penelitian dilakukan dengan cara mengambil sampel swab hidung dari tempat penjagalan babi yang ada di 10 provinsi di China.
Dari hasil sampel tersebut, peneliti berhasil menemukan setidaknya 179 jenis flu babi. Mayoritas virus telah menyebar di peternakan babi sejak 2016. Selanjutnya, para ilmuwan melakukan penelitan serupa terhadap musang.
Hewan kerap dijadikan alat eksperimen oleh pada peneliti. Karena dalam konteks terkena virus seperti flu, gejala yang ditimbulkan tidak jauh berbeda dari manusia, yakni demam, batuk, dan bersin.
Hasilnya, tingkat infeksi virus G4 sangatlah tinggi. Diketahui virus berpotensi mengklonkan dirinya dalam sel-sel tubuh manusia. Lalu menimbulkan gejala yang lebih serius dibandingkan jenis flu lainnya.
Selain itu, dari hasil tes yang sama, para peneliti meyakini sekitar 4,4% dari total populasi di China juga telah terinfeksi virus G4. Meski begitu, para peneliti belum menemukan bukti bahwa virus ini dapat menular antarmanusia
Di sisi lain, imunitas tubuh manusia dikatakan tidak mampu melawan virus flu babi baru ini. Dari hasil tes antibodi pada populasi yang memiliki kontak dekat dengan virus tersebut, diketahui sebanyak 10,4% pekerja di penjagalan dan peternakan babi disebut telah terinfeksi.
(Sindonews.com)