Mediaapakabar.com- Umat Islam di dunia , hari ini Kamis (30/7/2020) atau 9 Dzulhijjah 1441 H banyak yang melaksanakan puasa arafah sebagai salah satu sunnah menyambut Hari Raya Idul Adha bagi kita yang tidak melaksanakan ibadah haji tahun ini.
Esok hari kita akan bersiap-siap
melaksanakan Sholat Idul Adha serta melaksanakan pemotongan hewan qurban, namun
makna Idul Adha dan hakikat qurban itu sendiri sangatlah luas karena
mencerminkan hubungan secara vertikal kepada Allah SWT (Habluminallah) dan
hubungan secara horizontal sesama manusia (Habluminannas).
Hal ini disampaikan Kabaharkam Polri
Komjen Pol Agus Andrianto saat diwawancarai awak media melalui pesan singkat
Whatsapp terkait pengamanan perayaan Idul Adha oleh Kepolisian sekaligus
diskusi ringan terkait makna Idul Adha dan hakikat qurban dimata jenderal
kelahiran Blora ini.
"Untuk pengamanan perayaan Idul
Adha Polri mengerahkan personil disamping untuk mengamankan juga
mensosialiasikan adaptasi kehidupan baru dalam menghadapai pandemi Covid-19
yang masih merebak, Polri juga menghimbau agar masyarakat tidak melaksanakan
takbiran keliling dan untuk pelaksanaan Sholat Idul Adha serta pemotongan hewan
qurban tetap mengacu pada protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah", buka Komjen Agus.
Disinggung terkait makna Idul Adha
dan hakikat qurban, Kabaharkam Polri Komjen Pol Agus Andrianto mengaku hanya
menyebut 2 hal dalam hidup dan menjalani kehidupan.
"Saya ini fakir ilmu, karena
yang lengket dibadan saya bukan punya saya, semua kepunyaan Allah SWT, kalau
terkait makna Idul Adha dan hakikat qurban saya cuma ingat Habluminallah dan
Habluminannas", ujar Komjen Agus.
Lebih lanjut mantan Kapolda Sumut
ini mengatakan bahwa berqurban dalam ibadah Idul Adha itu meniscayakan spirit
berkorban dalam hidup dan melakukan kebaikan. Dalam beragama serta kehidupan
berbangsa dan bernegara juga memerlukan pengorbanan lahir dan batin sebagai
wujud dari ketulusan, pengabdian, dan ibadah semata karena Allah demi meraih
ridha dan karunia-Nya. Dalam kehidupan di dunia tiada manusia bekerja dan
meraih keberhasilan tanpa pengorbanan.
"Sebagaimana ujian Allah SWT
kepada Nabi Ibrahim, hikmah dari segala peristiwa qurban tidak lain tidak bukan
adalah untuk memperoleh ridha Allah", ujar Komjen Agus.
Secara lahiriah setiap yang
berkorban menyembelih hewan qurban dan membagikannya kepada sesama, tetapi
sejatinya yang bersangkutan berqurban kepada Allah dengan berani mengorbankan
sesuatu yang dimilikinya untuk sesuatu yang lebih utama, yakni semakin
mendekatkan diri kepada Allah sekaligus berbuat kebajikan yang luhur atau ihsan
kepada sesama.
Berkurban juga memiliki hakikat
menyembelih sifat-sifat binatang/hewani yang ada didiri kita manusia,
sifat-sifat yang tidak taat aturan, buas, rakus, tamak, zolim, intoleransi,
kita kadang tak pernah merasa puas, jarang bersyukur atas begitu banyak nikmat
padahal hidup ini hanya sesaat. Ujung kehidupan adalah akhirat, alam dimana
semua perbuatan dan perkataan dipertanggungjawabkan.
Yang menciptakan perbedaan itu Allah
SWT, agar kita semua memikirkan, memahami, mengambil pelajaran, bersyukur,
mendapat petunjuk. Jadikan momentum Idul Adha dan qurban ini sebagai ikhtiar
ibadah kita mendekatkan diri kepada sang Khalik, teruslah berbuat kebaikan
dengan keikhlasan karena kombinasi keduanya Insya Allah bernilai ibadah.
"Ikhlas dengan menerima
pembelajaran hidup dari pendemi Covid-19 sebagai sebuah pengorbanan sehingga
kita terus mawas diri, kemampuan beradaptasi dengan segala situasi menuju
kemandirian di berbagai sisi sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri
bangsa dan pemerintah saat ini", tutup Komjen Agus.(apk/dn)