Helaian bulu binatang pemangsa yang diduga merupakan bulu dari makhluk pengisap darah ternak di Pargompulon, Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. (ANTARA/HO) |
"Diperlukan peralatan tes DNA untuk meneliti keberadaan bulu binatang tersebut. Namun, BKSDA tidak memiliki alat tes itu," terang Kepala Seksi BBKSDA Sumut Wilayah IV Tarutung, Manigor Lumbantoruan kepada ANTARA, Sabtu (27/6).
Kata Manigor, tidak tersedianya peralatan tersebut, menjadi kendala bagi pihaknya untuk memastikan jenis binatang pemilik helaian bulu tersebut.
"Hingga saat ini, helai bulu binatang itu masih kita simpan. Jika ada pihak yang ingin menelitinya, kita akan berikan. Namun, belum ada pihak yang meminta hal itu sampai saat ini," jelasnya.
Baru-baru ini, Tim Laboratorium Forensik Polda Sumut telah terjun meninjau lokasi terjadinya penyerangan dan pemangsaan ternak warga oleh sosok mahluk di Huta Pargompulan, Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Taput.
Tim Labfor Polda Sumut yang dipimpin oleh AKP Rafles Tampubolon didampingi personil Satreskrim Polres Taput menggelar penyelidikan dan olah tempat kejadian peristiwa (TKP) atas kejadian tersebut.
"Hingga saat ini, helai bulu binatang itu masih kita simpan. Jika ada pihak yang ingin menelitinya, kita akan berikan. Namun, belum ada pihak yang meminta hal itu sampai saat ini," jelasnya.
Baru-baru ini, Tim Laboratorium Forensik Polda Sumut telah terjun meninjau lokasi terjadinya penyerangan dan pemangsaan ternak warga oleh sosok mahluk di Huta Pargompulan, Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Taput.
Tim Labfor Polda Sumut yang dipimpin oleh AKP Rafles Tampubolon didampingi personil Satreskrim Polres Taput menggelar penyelidikan dan olah tempat kejadian peristiwa (TKP) atas kejadian tersebut.
Sumber :ANTARA