Presiden Filipina Rodrigo Duterte. AFP/ TED ALJIBE |
Obat-obatan itu, dengan nilai pasar yang diperkirakan oleh polisi sekitar 5,1 miliar peso atau sekitar Rp 1,4 triliun, adalah salah satu penyitaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dan Duterte mengatakan itu adalah bukti bahwa Filipina telah menjadi titik pengiriman ulang narkoba.
"Jika Anda menghancurkan negara saya dengan mendistribusikan sabu senilai 5,1 miliar peso, saya akan membunuh Anda," lontar Duterte dalam pidatonya, dikutip dari Aljazeera, Sabtu (6/6).
Perang melawan narkoba merupakan kebijakan Duterte sejak berkuasa pada 2016, meskipun ada kecaman dari para penentang dan kelompok-kelompok hak asasi manusia atas tindakan tersebut.
Duterte tidak mengatakan dari mana ratusan kilogram sabu itu berasal, tetapi mengatakan Filipina adalah pusat pengiriman ulang untuk kartel narkoba Meksiko.
PBB mengatakan dalam sebuah laporan pada Kamis, puluhan ribu orang mungkin telah tewas dalam perang melawan narkoba ini. Para pengedar dan pengguna narkoba yang diduga terbunuh dalam operasi anti-narkotika sejak Juli 2016 sekitar 5.600 orang.
(Merdeka.com)