Saatnya Millenial Dukung Industri Sawit Nasional

Media Apakabar.com
Kamis, 04 Juni 2020 - 18:35
kali dibaca

Mediaapakabar.com-Berbicara mengenai segmentasi masyarakat saat ini, kelompok millenial kini seolah menjadi primadona dalam segala hal. Hal ini tak lepas dari jumlahnya yang mencapai 88 juta jiwa hingga tahun 2018 lalu, atau mencapai 33,75 persen dari total populasi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Eddy Abdurrahman mengatakan dari data itu, maka dapat dipastikan bahwa kelompok usia 17 – 39 tahun merupakan generasi terbanyak pada periode bonus demografi tahun 2020 - 2030. Dan salah satu karakteristik khas yang melekat pada generasi millennial, diantaranya adalah kedekatannya dengan dunia digital.

"Selain itu, generasi milenial juga ditandai dengan kemampuannya mengakses informasi dalam jumlah banyak pada waktu yang relatif singkat. Interaksi komunikasi antar generasi milenial sangat intens dengan penggunaan sarana komunikasi yang beragam.

Dengan kondisi tersebut generasi milenial dapat menjadi medium penyebarluasan informasi yang cukup efektif di dalam negeri," katanya pada kegiatan Digital Talk Show (Digitalk) bekerjasama dengan warta ekonomi, dimana acara ini diselenggarakan di Medan sebagai kota pertama, Kamis (4/6/2020).

Dikatakannya kota Medan, Sumatera Utara dipilih sebagai lokasi untuk penyelenggaraan tahap pertama. Selain Medan, event Digitalk ini juga akan digelar di berbagai kota lain secara bergantian, untuk dapat menyapa semakin banyak lagi kalangan milenial di kota-kota lainnya di Indonesia.

"Lewat upaya ini diharapkan dapat turut mendorong generasi millennial Indonesia untuk semakin mengenal dan lalu bangga terhadap keberadaan industri sawit sebagai salah satu kekuatan utama Indonesia dalam hal pemanfaatan energi di masa mendatang, dan sekaligus bargaining position di tengah interaksinya di dunia internasional," ujarnya.

Namun sayangnya, generasi milenial Indonesia sejauh ini justru belum memiliki pemahaman yang baik tentang fakta objektif terkait perkebunan dan industri kelapa sawit yang notabene merupakan salah satu kekuatan utama Indonesia di dunia internasional. 

"Pemahaman awam ini dikhawatirkan dapat membuat generasi millennial menjadi rawan mengambil kesimpulan yang keliru dan bahkan terjebak pada informasi-informasi negatif tentang industri sawit," ujarnya.

Bahkan dikatakannya maraknya kampanye negatif terhadap sawit yang muncul secara terus menerus dengan isu-isu yang berubah-ubah, menjadikan generasi milenial rentan mengembangkan persepsi negatif sawit terhadap sawit.

"Hal ini dapat merugikan sawit Indonesia karena generasi milenial berada pada usia produktif sehingga persepsi negatif tersebut dapat berdampak langsung pada volume konsumsi produk-produk kelapa sawit di dalam negeri." katanya.

Berkaca pada kondisi di atas, diperlukan upaya penyampaian fakta-fakta objektif sawit kepada generasi milenial melalui kegiatan kampanye berkesinambungan yang sesuai dengan perilaku mereka.(abi)

Share:
Komentar

Berita Terkini