Pramono Edhie, Jenderal Pendobrak Kongkalikong Tank Leopard

armen
Senin, 15 Juni 2020 - 08:50
kali dibaca



Jenderal Pramono Edhie (Foto: Istimewa)
Mediaapakabar.com-Mantan Kasad Jenderal  Jenderal Pramono Edhie Wibowo telah berpulang. Karakter Jenderal Pramono Edhie Wibowo dikenal keras, lurus, dan berintegritas. Salah satu kebijakannya yang dinilai berani dan dikenang banyak pihak adalah terkait pembelian main battle tank (MBT) Leopard dari Jerman.

Untuk menghindari para agen atau broker yang menawarkan harga lebih mahal, Pramono Edhie mengutus Wakil KSAD Letjen Budiman ke pabrik Leopard di Jerman. Dari kunjungan itu disepakati bahwa pembelian langsung tanpa pihak ketiga ternyata dimungkinkan dan bisa jauh lebih murah.

Semula, bila mengikuti penawaran sejumlah agen atau broker yang biasa terlibat dalam pembelian persenjataan, TNI AD hanya akan mendapatkan 40 buah tank. Tapi, karena sang Jenderal tak bersedia mengikuti skenario mereka dan membelinya langsung ke negara produsen, jumlah tank yang bisa dibeli bisa lebih banyak.

"Kerugiannya bisa lebih dari 30 persen, karena itu Pak Pramono Edhie ingin mengubah kebiasaan membeli alutsista dari agen," tulis Rajab Ritonga dalam bukunya, 'Pramono Edhie Prabowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan'.

Tapi narasi yang kemudian berkembang di publik, pembelian Leopard seolah-olah keliru dan tak sesuai dengan kondisi alam di Indonesia. Sejumlah jembatan di tanah air yang dilintasi tank berbobot 60 ton akan ambrol. Tank itu juga tak akan mampu bermanuver dengan maksimal dengan medan di Indonesia yang berbukit-bukit. Tank Lepoard disebut lebih cocok untuk negara-negara timur tengah yang medannya berpasir.

Namun Pramono Edhi pantang surut. Bagi mantan Pangkostrad itu, keberadaan alutsista canggih sekelas Leopard akan menimbulkan daya tangkal (deterrence) bagi pihak lain.


Sumber : Detik.com
Share:
Komentar

Berita Terkini