Bupati Taput Bersama Forkopimda Jelaskan Penyebab Kematian Hewan Ternak di Pohan Tonga Ulah Binatang Buas, Bukan Mistis

Media Apakabar.com
Jumat, 26 Juni 2020 - 00:37
kali dibaca

Mediaapakabar.com-Bupati Nikson Nababan bersama Forkopimda Taput Wakil Bupati Taput Sarlandy Hutabarat, Dandim 0210/TU Letkol Czi.Agus Widodo, Kapolres Taput AKBP Jonner  Samosir, Kajari Tatang Darmi, Ketua DPRD Taput Poltak Pakpahan, Ketua Pengadilan Negeri Zefri Mayeldo Harahap bersama Ketua Pengadilan Agama menjelaskan penyebab kematian hewan ternak yang terjadi di Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborong-borong, bertempat di Sopo Rakyat Kanopi Rumah Dinas Bupati, Tarutung (Kamis, 25/06)

"Menyikapi perkembangan kasus kematian ternak yang terjadi Desa Pohan Tonga Kecamatan Siborong-borong, sesuai informasi Kapolres bersama tim Puslabfor Polda Sumatra Utara dengan hasil temuan di lapangan bahwa kejadian ini bukan mistis, murni adalah ulah binatang buas. Selanjutnya kita akan tetap melaksanaan pemburuan dengan membuat jebakan dan pemantauan melalui pemasangan cctv di sekitar lokasi," ucap Bupati mengawali.

"Kejadian ini pernah terjadi pada tahun 2017, 2018 dan 2019 namun tidak dilaporkan para peternak kepada Pemerintah. Kita harapkan masyarakat tetap waspada dan tetap melakukan pemburuan, kalau ada korban hewan baru segera melaporkan kepada Pemerintah dan TNI-Polri untuk segera diotopsi apa penyebab kematiannya. Kami juga menghimbau agar penyebab kematian ternak ini jangan dikaitkan lagi dengan mistis apalagi unsur kriminalitas, ini murni binatang buas. Kita akan upayakan sampai binatang buas ini tertangkap dan dimusnahkan sehingga masyarakat dapat kembali nyaman untuk melakukan aktifitas terutama untuk beternak," ujar Bupati mengakhiri.

Pada kesempatan sebelumnya Kaur Bioser subbid Kimbio Bid Labfor Polda Sumut AKP Rafles Tampubolon bersama 2 rekannya mengatakan mereka melakukan pendampingan teknis bersama Polres Taput untuk menyelidiki penyebab kematian ternak tersebut.

"Saat peninjauan TKP kami melihat ada pola kerusakan kandang sebagai jebakan dengan tarikan dan dorongan dari bawah tanah, kami juga menginterogasi pemilik ternak marga Simanjuntak termasuk warga sekitar yang mengatakan pernah melihat hewan mirip anjing di sekitar TKP. Kami juga menganalisa dari foto-foto untuk melihat pola cakaran dan koyakan pada bangkai hewan yang mati. Kesimpulan kami sementara ini bahwa pelaku pembantaian terhadap ternak tersebut adalah binatang buas mirip seperti anjing namun lebih besar dari anjing pada umumnya. BKSDA nanti yang akan menyimpulkan hewan apakah itu, kita juga telah berkoordinasi dengan BKSDA terkait benda diduga rambut dan jejak kaki yang ditemukan di lokasi" jelas Rafles Tampubolon.(ganda)
Share:
Komentar

Berita Terkini