Mantan Menkes Siti Fadilah Supari : Indonesia Harus Bangkit Tanpa Tunggu Vaksin Corona

armen
Minggu, 17 Mei 2020 - 14:55
kali dibaca



Siti Fadilah Supari (Agung Pambudhy/detikcom)

Mediaapakabar.com- Mantan Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari, bicara soal pandemi virus Corona (COVID-19) yang mewabah di Indonesia. Menurutnya, bangsa Indonesia harus segara bangkit dan menata kembali perekonomiannya agar kembali seperti semula.
"Ayo kita bangkit sekarang juga bangsa Indonesia, gerakkan warga dengan cara yang sehat dan aman untuk gerakan pembangunan ekonomi rakyat yang mandiri. Kita harus hidup yang lebih baik lagi," kata Siti Fadilah dalam keterangan tertulis, Minggu (17/5/2020).
Ia mengatakan pandemi virus Corona ini memiliki dampak yang luar biasa bagi perekonomian dunia. Tak hanya negara berkembang, menurutnya, negara maju seperti Amerika Serikat hingga negara-negara di Eropa juga terkena dampak pandemi Corona ini. Namun ia menyebut negara-negara tersebut kini perlahan mulai bangkit dari keterpurukan.
"Saat ini mereka semua mulai menggeliat sadar mereka harus bangun dari ketakutan dan kekhawatiran. Mereka harus bangun dari keterpurukan ini untuk memulai kehidupannya lagi," ujar Siti Fadilah.
Siti Fadilah juga menyinggung soal rencana Bill Gates yang akan membuat vaksin untuk menghentikan pandemi Corona ini. Selain itu, ia mengatakan banyak pendapat dari pakar dari WHO yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar tidak akan pernah ada vaksin yang efektif untuk Corona.
Untuk itu, ia meminta pemerintah Indonesia harus berhati-hati dengan vaksin-vaksin yang sedang getol diujicoba oleh sejumlah negara. Terlebih lagi, Siti mengatakan berdasarkan hasil penelitian, karakter virus yang ada di Indonesia berbeda dengan negara-negara yang sedang melakukan uji coba vaksin.
"Menurut saya, andaikan vaksin dari Bill Gates dkk benar siap, kita harus ingat ketika Eijkman melakukan sequencing virus strain Indonesia ternyata karakter virus kita berbeda dengan virus yang beredar di negara yang sedang getol mengadakan uji coba vaksin yang akan diproduksi besar-besaran untuk sedunia," papar Siti.
"Kita harus hati-hati di sini. Berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan virus yang ada di Indonesia, maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif)," imbuhnya.
Siti mengatakan harusnya Indonesia meniru China dalam menghadapi pandemi virus Corona ini. Menurutnya, China bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Corona tanpa harus menunggu ada vaksin.
"Kalau kita melihat negara China, Wuhan, telah kembali memulai kehidupan baru setelah Corona dengan tanpa vaksin, tapi menggunakan obat tradisional. China menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi Corona dari awal, terus lockdown dan kemudian Corona terhenti. Setelah itu ekonomi sudah mulai bangkit kembali," sebut Siti.
"Tidak perlu heran, karena China negara dengan asas otoritarian. Maka dalam menghadapi emergency seperti wabah Corona ini, decision making sangat efektif, komunikasi searah sangat cepat tanpa kendala, sangat dibutuhkan. Dan ini hampir tidak mungkin terjadi di negara-negara yang menganut asas demokrasi, yang selalu ada pro-kontra sehingga suatu keputusan makan waktu lebih banyak. China dengan jelas menunjukkan kepada dunia bahwa dia bisa bangkit tanpa vaksin dan mereka siap dengan gelombang kedua dengan virus yang berbeda pula," tuturnya menambahkan.
Siti menilai kebijakan pemerintah yang menetapkan melonggarkan PSBB dengan maksud agar memulihkan dan mengembalikan kegiatan sosial serta membangun perekonomian Indonesia tepat. Sebab, menurutnya, jika memperpanjang PSBB perekonomian, Indonesia akan makin terpuruk.
"Kita harus perpanjang PSBB diam saja di rumah, ekonomi kita akan nyungsep lebih dalam lagi sampai tahun 2021 berakhir. Apakah itu yang kita pilih? Nunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok. Berpikir lah saudaraku setanah air," kata dia.
Karena itu, ia berharap bangsa Indonesia mampu menyudahi masa-masa keterpurukan akibat pandemi virus Corona ini. Ia meminta bangsa Indonesia harus segera bangkit dari keterpurukan ini namun tetap selama dari Corona.
"Kita harus bangkit dari keterpurukan ini. Tapi kita juga selamat dari corona. Sudah cukup kita diam di rumah sudah cukup kita tidak bekerja normal tidak sekolah seperti biasanya, sampai kapan kita harus mulai? Pak Presiden sudah tiup peluit, memukul genderang untuk bergerak tapi semoga aturan pemerintah tidak bertambah banyak. Misalnya, boleh naik kapal terbang tapi saratnya banyak dan akhirnya yang bisa terbang sedikit. Dari segi ekonomi tidak menguntungkan. Kalau mau melonggarkan PSBB itu ya longgarkan saja aturan-aturan yang sudah ada. Jangan bikin aturan baru, lakukan dengan bertahap," kata Siti.
Selain itu, Siti mengatakan untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi virus Corona ini dibutuhkan adanya revolusi berpikir dari pemerintah. 
Berikut ini saran dari Siti Fadilah ke pemerintah agar bangsa Indonesia segera bangkit dari keterpurukan akibat virus Corona:
- Pemerintah dan rakyat harus bersatu dalam satu komitmen bahwa kita harus memulihkan keadaan secepat kita bisa tanpa mengabaikan kesehatan.
- Pemerintah dalam membuat kebijakan sebaiknya tidak memperberat beban rakyat. Mereka sudah cukup menderita. Dan rakyat itu tulang punggung negara. Kalau rakyat lemah ketahanan nasional juga lemah. Saat ini sebagian dari mereka, tidak punya uang tidak punya kerja. Bahkan untuk keperluan makan, sebagian dari mereka yang mampu membagikan makanannya untuk mereka yang tidak mampu
 Political will pemerintah untuk melindungi rakyatnya langsung sangat penting untuk memperkuat kepercayaan rakyat kepada pemimpinnya. Kalau rakyat percaya penuh dengan pemerintah maka saya yakin untuk bangkit sekarang pun kita bisa, di sana kita menang.
- Jangan takut, hilangkan ketakutan kecemasan yang tidak perlu terhadap Corona. Apa yang ditakuti? Kita bisa melalui dalam beberapa bulan ini dengan sangat lumayan. Angka-angka laporan Kemenkes tidak menunjukkan perburukan penularan, hanya menunjukkan data kumulatif dari awal Maret 2020. Yang jelas di dalam laporan harian itu yang berhasil disembuhkan semakin banyak dan yang meninggal lebih sedikit

Sumber :Detik.com
Share:
Komentar

Berita Terkini